Blogger templates

Amien Trb

Terima kasih telah berkunjung di blog kami

Amien Trb

Terima kasih telah berkunjung di blog kami

Amien Trb

Terima kasih telah berkunjung di blog kami

Amien Trb

Terima kasih telah berkunjung di blog kami

Amien Trb

Terima kasih telah berkunjung di blog kami

Rabu, 10 November 2010

Oh Pahlawanku


Betapa Hatiku Takkan Pilu
Telah Gugur Pahlawanku
Betapa Hatiku Tak akan Sedih
Hamba Ditinggal Sendiri
Siapakah Kini Pelipur Lara
Nan Setia dan Perwira
Siapakah Kini Pahlawan Hati
Pembela Bangsa Sejati
Reff
Telah Gugur Pahlawanku
Tunai Sudah Janji Bhakti
Gugur Satu Tumbuh Sribu
Tanah Air Jaya Sakti

Hari ini semua sudut pelosok negeri diminta mengheningkan cipta sejenak untuk mengenang arwah para pahlawan kita
Banyak Orang mungkin lupa bahwa hari ini adalah hari Pahlawan bagi Indonesia. Syair lagu di atas mengenang saya waktu SD. Di masa itu saya bersama tim paduan suara sekolah saya menyanyikan lagu itu. Dan lagu itu menyentuh saya penuh haru begitu dalam. Tapi kebingungan saya terus menyelimuti setiap kali moment hari pahlawan itu diperingati
Puluhan Ribu bahkan ratusan ribu hingga tak terhitung Jumlahnya nyawa pahlawan kita berguguran, jikalau saja terwujud “gugur satu tumbuh seribu” puluhan juta orang pasti jadi pahlawan yang tak pernah berharap TANDA JASA.
Sebenarnya apa sih makna semangat para pahlawan kita baik yang telah gugur maupun yang masih hidup dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini??? Sebuah hal yang mustahil kalau hanya karena ingin mendapatkan harta atau tahta, karena mereka bertaruh nyawa. Niat mereka lebih suci dari itu. Lebih tinggi dari sekedar ingin mendapatkan gelar nama pahlawan, lebih mulia dari sekedar ingin mendapatkan tahta. Letusan peluru menggelegar tak pernah buat ia gentar, lantas untuk apakah cucuran keringat dan darahnya ia korbankan sekalipun nyawa jadi taruhan???
Tidak Lain salah satu semangatnya ialah ingin menghargai orang yang masih hidup agar hidup lebih mulia serta bebas dari segala penjajahan. Intinya yaitu memuliakan atau menghargai orang yang masih hidup.
Almarhum Kakek saya seorang Purnawirawan legiun veteran PETA (Pembela Tanah Air) sering bercerita betapa pahit dan getirnya hidup pada saat penjajahan, tetesan darahnya mengalir oleh luka tembak penjajah meski demikian ia tetap tegar tanpa gentar hadapi medan perang dengan semangat meneriakkan Takbir untuk bela Tanah Air, bela Bangsa dan bela Agama. Lindungi Negara, lindungi Keluarga dan lindungi rakyat Indonesia untuk MERDEKA
Tapi kini masih adakah semangat yang tertanam pada rakyat Indonesia ???
Tanpa mengurangi rasa hormat kepada para pahlawan yang telah gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini. sekarang bangsa ini telah lupa dengan semangat pahlawan-pahlawan kita yaitu menghargai manusia yang masih hidup. Kita merasa telah cukup dengan melaksanakan upacara yang khidmat di setiap Taman Makam Pahlawan. Kita merasa cukup dengan menabur bunga pada makam mereka dan mengheningkan cipta sejenak.
Kita lupa bahwa tanggung jawab kita sekarang kepada para pahlawan kita tidak hanya sekedar mengenang mereka tapi juga meneruskan perjuangan mereka, meneruskan semangat mereka, dan tentunya mengisi kemerdekaan bangsa kita. Dan satu yang kita lupa bahwa kita tidak menghargai jutaan jiwa rakyat Indonesia yang masih hidup. Kita benar-benar lupa memperjuangkan mereka. Bukankah para pahlawan kita berani gugur demi memperjuangkan jiwa rakyat ini agar merdeka?
Mengenai menghormati orang mati bangsa Indonesia jagonya. Kita lihat saja berapa banyak pengunjung makam-makam para wali songo dan sulthan serta para Awlia dalam tiap tahun, bulan, minggu dan harinya??? Kita tiap tahun selalu berkunjung dan merasa ini adalah kewajiban. Jika ditanya apa tujuan mereka??? Ada yang bilang sebagai bentuk penghormatan, silaturrahmi, mencari berkah, dan juga yang asal ikut. Kita dengan kehebohannya berbondong-bondong mengunjungi makam mereka. Tapi kita hanya sekedar mengunjungi saja. ironinya kita lebih mengkultuskan sampai melanggar batas akidah kita. Tapi kita lupa tentang perjuangan mereka dalam menyebarkan kalam ILahi di tanah air kita. Kita merasa lebih baik mengunjungi makam mereka ketimbang meneruskan syiar yang mereka bawa. Lantas mana bentuk penghormatan kita???
Lalu apa guna kita memperingati Hari Pahlawan kalau hanya sebatas formalitas saja???? Kita semua lupa mempunyai tanggung jawab atas ribuan jiwa rakyat Indonesia! Kita lupa banyak sekali rakyat yang tinggal dalam garis kemiskinan yang seakan terlupakan oleh kita. Kita lupa bahwa masih banyak rakyat kita yang masih kelaparan,sengsara,menderita tertimpa berbagai bencana, buta huruf, dan hidup tertindas padahal kita sudah merdeka selama 65 tahun. Kita lupa akan tanggung jawab sosial bersama. Mungkin kita tidak lupa tapi masa bodoh akan hal ini. Padahal kita tidak disuruh berperang dan mempertaruhkan nyawa kita.
Kita sibuk menabur bunga di pusara mereka. Tapi lupa akan pahlawan kita yang masih hidup. Mereka rata-rata hidup dalam garis kemiskinan jauh dari kata cukup. Kita lupa menghormati pahlawan devisa kita. Di mana mereka memperjuangkan harga diri mereka yang beresiko mendapatkan penganiayaan demi menyumbang devisa kepada negara kita. Kita bahkan memandang rendah para TKI kita. Yah kita memang hebat menghormati batu nisan ketimbang jiwa yang masih hidup.
Warisan itu ada. Semangat itu masih terpatri di jiwa-jiwa pahlawan kita mesti telah gugur. Hanya semua kembali pada diri kita. Apakah kita mau mewarisinya??? Apakah kita mau melanjutkan perjuangan para pahlawan kita???


Pilhan mati bagi kita sekarang, bukan lagi merdeka atau mati. Tapi berjuang atau hidup terhina.
Oh Sudirman! Oh Bung Tomo! Oh Kakek! Malu kami mengenangmu tanpa meneruskan perjuanganmu.