Blogger templates

Amien Trb

Terima kasih telah berkunjung di blog kami

Amien Trb

Terima kasih telah berkunjung di blog kami

Amien Trb

Terima kasih telah berkunjung di blog kami

Amien Trb

Terima kasih telah berkunjung di blog kami

Amien Trb

Terima kasih telah berkunjung di blog kami

Rabu, 09 Mei 2012

Kitaro - Matsuri

Senin, 07 Mei 2012

KITARO - Silk Road


Found at Beemp3.com

Minggu, 06 Mei 2012

Kisah Buyut Beji Terumbu / Jaka Tarub (Jaka Tarumbu)

diriwayatkan Kiyai Terumbu merupakan ulama besar Banten pada abad 15 sbelum Sultan Maulana Hasanudin menjadi Sultan dikerajaan Banten, dan pada masa tersebut kerajaan Banten belum menjadi kerajaan Islam, beliau bermukim disuatu kampung yang disebut kampung padadaran – sekarang adalah kampung Terumbu. Kiayi Terumbu mempunyai anak murid kesayangan nya yaitu Abdul Fatah, putra atau anak dari keturunan Syekh Jamaludin Jumadil Qubro, ulama besar disamargand sejak dahulu daerah samargand dikenal sebagai daerah Islam yang menelorkan Ulama-ulama besar yang terkenal yaitu Imam Bukhori yang mashur sebagai pewaris hadist syohih dijazirah arab saudi sampai dipejuru dunia. Abdul Fatah, beliau pernah mempuniyai istri dari manusia biasa tidak lama kemudian istri Abdul Fatah telah meninggal dunia usianya tidak lama dan Abdul Fatah ingin mempunyai istri kembali tetapi tidak ada yang mau diperistri karena takut usianya tidak lama seperti istri yang telah tiada ( meninggal dunia ) dan Abdul Fatah mengembara dari satu kampung kekampung lainnya tapi belum juga mendapat jodoh yang mau peristri, beliau menghadap kekiyai Terumbu untuk minta saran agar cepat mendapat jodoh, kiyai Terumbu memberi saran dan pendapat, terlebih dahulu menimba ilmu yang lebih mendalam agar menjadi Aulia Allah dan selanjutnya harus menikah dengan bangsa Jin Islam, untuk menemukan Jin Islam tidak mudah menemukannya, kemudian Kiyai Terumbu memberi saran dan cara untuk membuat sumur pemandian disuatu kampung yang terdapat didalam hutan yang tidak pernah dilewati oleh manusia apabila sumur tersebut digunakan mandi oleh Jin perempuan Islam, maka Abdul Fatah harus mengambil salah satu pakaian Jin tersebut. Beliau menjalankan saran dan cara dari gurunya yaitu kiyai. PERTAMA : Membuat sumur pemandian dikampung kasemen tapi setelah beberapa waktu dilihat ternyata belum ada tanda-tanda adanya jin tersebut mandi disumur itu, Abdul Fatah membuat lagi sumur pemandian. KEDUA : Membuat sumur dikampung pontangtirtayasa tapi belum juga berhasil, selanjutnyabeliau minta saran dan petunjuk kepada kiyai Terumbu lagi karna sumur pemandian yang dibuat nya tidak berhasil yang diharapkan. Kiyai Terumbu memberi saran agar membuat sumur yang bernama sumur pulauan. Sampai sa’at ini sumur tersebut masih terjaga dan utuh, dikedalaman sumur dibuat sumur tujuh kecil-kecil. KETIGA : Abdul Fatah membuat sumur yang ketiga kali dapat petunjuk dari Kiyai Terumbu, tempatnya tidak jauh yaitu di kampung padadaran sekarang disebut kampung Terumbu, setelah dibuat sumur pemandian tersebut selama 3 ( tiga ) hari Abdul Fatah menemukan tanda-tanda sumur pemandian yang dibuatnya terlihat keruh pada malam hari dan keesokan malam harinya beliau mengintip disumur tersebut ternyata benar menemukan 3 perempuan Jin sedang mandi disumur pemandian yang dibuat oleh Abdul Fatah, beliau mendekat dengan keilmuannya diambilnya salah satu baju Jin perempuan yang sedang mandi tetapi kedua perempuan Jin yang tidak diambil bajunya mengetahui langsung mengambil pakaiannya dan menghilang sedangkan perempuan Jin yang diambil bajunya masih ada disumur pemandian tidak bisa menghilang karena pakaian nya diambil dengan Abdul Fatah disembunyikan didalam lumbung padi ketan hitam agar tidak diketemukan dengan perempuan Jin tersebut. Abdul Fatah langsung memberi pakaian manusia untuk dipakai dengan perempuan Jin tersebut dan dibawa kerumah Kiyai Terumbu untuk dinikahkan langsung dengan wali hakim kemudian bertindak sebagai wali hakim adalah Kiyai Terumbu, setelah menikah Kiyai Terumbu memberi pesan kepada Abdul Fatah bahwa suami istri bisa hidup normal seperti manusia biasa dengan syarat jangan sampai istri Abdul Fatah menemukan dan memakainya baju Jin nya itu, kalau baju Jin ditemukan dan dipakai langsung menghilang. Kemudian Abdul Fatah menerima mengikuti nasehat gurunya yaitu Kiyai Terumbu. KISAH KIYAI H.ABDUL FATAH Berumah tangga dengan perempuan Jin dikaruniai 3 orang Putra-Putri. Diantaranya : 1. Anak Pertama Nama Tanjung Anom 2. Anak Kedua Nama Kudup Melati 3. Anak Ketiga Nama Dewi Rasa RAPAT DEWAN WALI SONGO Kiyai Abdul Fatah mengikuti rapat dewan wali songo di demak, pemberangkatan Kiyai H.Abdul Fatah didemak dengan Syarif Hidayatullah dalam perjalanan menuju demak selama 3 hari 3 malam sampai dilokasi Masjid Demak. Syarif Hidayatullah setelah Rapat Dewan Wali Songo melanjutkan perjalanan ke Banten untuk mensyiarkan Agama Islam di Banten sebelum diserahkan keanaknya yang bernama Sabakingking yang sekarang disebut Sultan Maulana Hasanudin. Ajaran yang dikenal, Syarif Hidayatullah bersum bur dari : 1. AL-Qur’an 2. Sunah 3. Ijma 4. Qias 5. Ajaran dari guru pendidik seperti sunan yang lainnya. Penduduk Serang Banten pada abad 15 sudah banyak yang masuk Agama Islam dikarnakan banyaknya saudagar dari Arab dan Gujarat yang sering singgah ke Banten. KEDATANGAN DAN PERKAWINAN Syarif Hidayatullah putra raja mesir adiknya bernama Syarif Nurullah dan ibunya bernama Nyi. Sarifah Mudaim asal Indonesia datang ke Banten disambut Baik dengan Adipati Banten, bahkan Syarif Hidayatullah dijodohkan dengan putri Adipati yang bernama Nyi. Kawungten dari perkawinan Syarif Hidayatullah dengan Nyi. Kawungten dikaruniai 2 orang Putra-Putri : 1. Nyi Ratu Winaon 2. Pangeran Sabakingking Syarif Nurullah adiknya Syarif Hidayatullah melanjut tahta kerajaan dinegri Mesir setelah meninggal dunia orangtuanya sbagai Raja di Mesir diganti dengan anaknya yaitu Syarif Nurullah. Memperluas : Menyebarkan Agama Islam ditanah jawa Syarif Hidayatullah tidak sendiri beliau sering musyawarah dengan Kiyai Terumbu dan Kiyai H.Abdul serta anggota wali-wali yang lainnya dimasjid Demak. Karena Masjid Demak adalah pusat perkumpulan para wali yullah. Kejadian Yang Aneh Dalam Perjalanan Pada Hari Pertama Perjalanan Kiyai H.Abdul Fatah pada waktu perjalanan pulang dari Masjid Demak ada beberapa kejadian penting diantaranya pada chari perrtama perjalanan menemukan burung garuda mati didepannya, Kiyai H.Abdul Fatah menangis dihadapan burung tersebut, sambil berkata. Andai saja Ya Allah burung ini hidup dapat berguna bagi anak dan keluarganya, seketika itu Allah mengabulkan permintaan Kiyai H.Abdul Fatah, burung garuda itu langsung hidup dan berkata dihadapan Kiyai H.Abdul Fatah, jika kiyai butuh pertolongan maka saya akan membantu kiyai yang pernah menolongku dengan cara injak bumi 3 (kali) dan Kiyai H.Abdul Fatah mengiyakan (insya Allah) burung tersebut langsung menghilang. Pada Hari Kedua Perjalanan Kiyai H.Abdul Fatah Pada waktu perjalanan kedua hari nya, menemukan belut putih mati didepannya Kiyai H.Abdul Fatah menangis dihadapan belut putih tesebut, samil berkata. Andai sja Ya Allah belut putih ini hidup dapat berguna bagi anak dan keluarganya dan seketika itu Allah mengabulkan permintaan Kiyai H.Abdul Fatah belut putih itu pun langsung hidup dan berkata kepada Kiyai H.Abdul Fatah jika kiyai butuh pertolongan maka saya akan membantu menolong kiyai yang pernah menolongku dengan cara injak bumi 3 (kali) dan Kiyai H.Abdul Fatah mengiyakan Insya Allah, belut putih tersebut langsung menghilang. Pada Hari Ketiga Perjalanan Kiyai H.Abdul Fatah dan pada waktu perjalanan ketiga harinya, menemukan lalat besar mati didepannya Kiyai H.Abdul Fatah menangis dihadapan lalat besar tersebut, sambil berkata. Andai saja Ya Allah lalat ini hidup dapat berguna bagi anak dan keluarganya dan seketika itupun Allah mengabulkan permintaan Kiyai H.Abdul Fatah lalat itupun langsung hidup dan berkata kepada Kiyai H.Abdul Fatah jika kiyai butuh pertolongan maka saya akan membantu menolong kiyai yang pernah menolongku, dengan cara injak bumi 3 (kali) dan Kiyai H.Abdul Fatah mengiyakan Insya Allah lalat tersebut langsung menghilng. Dalam Perjalanan Sesampainya datang dirumah Kiyai H.Abdul Fatah (Buyut Beji) beliau kaget karena setiap bepergian, datang kerumah disambut dengan istrinya tapi kali ini sang istri tidak menyambut kedatangan suaminya, dicari – cari sampai kerumah Kiyai Terumbu dan menanyakan keberadaan istrinya yang tidak ada dirumah, Kiyai Terumbu sebelumnya mengingatkan dalam bepergian berangkat kenegri Demak, kunci lumbung padi tempat menyimpan baju Jin (Istrinya) agar jangan diberikan kesiapapun juga. Kunci lumbung padi tersebut di titipkan ke Ki Besus (penjaga rumah) Kiyai H.Abdul Fatah (Buyut Beji) sudah mendengar dan tau didalam lumbung padi ini ada baju Jin saya yang disimpan dalam lumbung padi ketan hitam. Ki Besus penjaga rumah yang dititipi hilaf dengan tugasnya ketika itu Ki Besus tertidur nyenyak. Jin istri Kiyai H.Abdul Fatah perlahan-lahan mendekat ke Ki Besus mengambil kunci lumbung tempat menyimpan padi, dicari-cari baju Jinnya itu akhirnya ketemu dalam tumpukan padi, langsung dipakai dan menghilang. Kiyai H.Abdul Fatah (Buyut Beji) ingat dalam isyarat waktu perjalanan pulang dari Masjid Demak. Pertama : menemukan burung garuda mati didepannya. Kedua : menemukan belut putih mati didepannya. Ketiga : menemukan lalat besar mati didepannya. Maka seketika itu Kiyai H.Abdul Fatah (Buyut Beji) injak bumi 3 (kali) memanggil Burung Garuda dan langsung Burung Garuda tersebut datang dihadapan Kiyai H.Abdul Fatah, jawab Burung Garuda hamba perlu pertolongan, jawab Kiyai Ya.. .!!! tolong antarkan saya kenegri Jin. Kiyai H.Abdul Fatah disuruh naik kepunggung Garuda dibawa terbang ke Negri Jin tempat istrinya berada, sedatangnya Kiyai H.Abdul Fatah di Negri Jin diantar langsung dengan Burung Garuda didepan pintu gerbang Istana Jin maka Kiyai H.Abdul Fatah berhadapan dengan penjaga pintu gerbang tersebut dan tidak diperbolehkan melarangnya masuk bangsa manusia kedalam istana, tapi Kiyai H.Abdul Fatah tetap berusaha untuk tetap masuk kedalam Istana akan menemui dan membawa pulang istrinya kedunia manusia. Penjaga pintu gerbang istana Jin mempersilahkan masuk sekaligus membawa pulang istrinya, tapi ada beberapa syarat yang harus dilaksanakan dengan Kiyai. Pertama Kiyai H.Abdul Fatah disuruh mengumpulkan kacang ijo yang berceceran dibuang dengan penjaga Istana Negri Jin, dan dikumpulkan kembali untuk menjadi semula. Kiyai H.Abdul Fatah (Buyut Beji) meminta bantuan kepada Burung Garuda untuk mengumpulkan kacang yang ditabur berceceran, sehingga Burung Garuda tanpa terlihat dengan panjaga Istana, berduyun-duyun mengumpulkan kacang ijo sehingga utuh menjadi semula. Kedua Kiyai H.Abdul Fatah disuruh mengangsu atau mengambil air dengan keranjang bolong, berpikir sejenak bagaimana bisa mengangsu mengambil air sedangkan keranjang bolong, dan teringat akan janji belut putih yang hidup diair. Alhamdulillah dengan bantuan belut putih, Kiyai H.Abdul Fatah dapat mengangsu mengambil air dengan keranjang bolong dan dililitnya keranjang bolong itu dengan tubuh belut putih. Ketiga Kiyai H.Abdul Fatah disuruh memilih yang mana istrinya, sedangkan bangsa perempuan Jin wajahnya sama, cantiknya sama, pakaiannyapun sama, sehingga sulit untuk memilihnya. Kiyai H.Abdul Fatah berpikir sejenak bagaimana bisa menunjuk istri saya tanpa minta bantuan, kemudian Kiyai H.Abdul Fatah ingat akan janji lalat besar diinjaklah bumi 3 (kali) sehingga lalat besar datang dihadapan Kiyai H.Abdul Fatah, dan bicara ada perlu yang dibantu, jawab Kiyai Ya.. .!!! saya minta bantuan tolong tunjukan istri saya yang mana, kata bicara lalat dimana saya menghinggapnempel diwajah pipi Jin sebelah kanan, maka tunjuklah itu benar adalah istri Kiyai, ditunjuklah Perempuan Jin tersebut dengan Kiyai H.Abdul Fatah, ini adalah istriku. Akhirnya Perempuan Jin itu ditanya dengan penjaga Istana Negri Jin, apakah benar kamu sudah menikah dengan Kiyai H.Abdul Fatah bangsa manusia, dan Perempuan Jin tersebut jawab Ya saya sudah menikah dan dikaruniai 3 anak putra-putri. Kiyai H.Abdul Fatah (Buyut Beji) setelah ketemu dengan istrinya kumpul kembali dengan keluarga di kampung padadaran yang sekarang disebut kampung Terumbu Kasemen Banten. Beliau melanjut perjalanan menyebar Agama yang diridhoi Allah SWT. Dinegri pulau jawa. Mu’jijat kesaktian keturunan Kiyai Terumbu pengembangan dan penyebaran Agama Islam disertai dengan Ilmu Beladiri yang disebut adalah Pancak Silat Terumnb sampai saat ini masih tetap utuh seperti Bandrong yang berkembang dipulo ampel dan pulo kali bojonegara arah utara cilegon. Kata bandrong berasal dari kata bendrong yang berarti beradu, keturunan dari Kiyai Terumbu sering melihat pola tingkah laku ikan cucut didaerah pesisir pantai bojonegara, ikan cucut tersebut sering melakukan terbang meloncat kepermukaan diatas air dan mengadu cucutnya sebagai senjatanya, bahkan melihat para nelayan kewalahan atau kesulitan jika memancing mendapatkan ikan tersebut karna langsung putus oleh senjatanya (cucut) jika ikan tersebut terbang meloncat kepermulkaan airdari situlah dinamakan bandrong yang merupakan kekuatan cucut ikan tersebut dalam itungan detik dapat melepaskan diri dari jeratan kail bahkan bisa membunuh melukai orang yang terkena senjata ikan cucut itu. Ilmu beladiri Terumbu, adalah gerakan menggulung lawan didepan dengan cara kuda-kuda kaki kanan didepan posisi sedang atau kaki kiri dibelakang, kaki kiri menggeser kearah depan180 drajat, kaki kanan mengambil mengambil mata kaki kuda-kuda lawan dan tangan kiri menyodok dan KESAKTIAN KETURUNAN TERUMBU membuang badan lawan dari arah belakang tulang rusuk saat mengambil kaki dan badan posisi kepala merunduk, langsung didorong kearah depan. Ny. Jong mempunyai kesaktian sebuah kerudung, apabila di simpan di pohon maka akaan ada lautan darah di tempat Tersebut, karena pada waktu kompeni akan menyerbu kampung terumbu, beliau mengingatkan kerudung pada sebuah pohon dan kampung Terumbu menjadi sebuah lautan darah sehingga pasukan kompeni terkecoh oleh kekuatan dan kesaktian Ilmu Ny. Jong dengan kerudungnya dan merekapun meninggalkan tujuan penyerbuan. KOMPENI MENGADAKAN SAYEMBARA Bagi siapapun yang dapat mengalahkan macan siluman akan mendapat hadiah tanah 1 hektar, pada waktu itu banyak yang ikut sayembara untuk mengalahkan macan siluman tapi belum ada yang dapat membunuh macan atau harimau tersebut, terdengar dengan H.Buang yang sedang berjualan sambil membawa dagangan yang di tanggul atau dipikul. H.Buang maju kedepan untuk ikut sayembara, tapi kompeni tidak percaya akan penampilan H.Buang karena pakaiannya sederhana tidak kelihatan seperti jawara, H.Buang diterima untuk ikut sayembara membunuh macan siluman yang ada di Benteng, taklama kemudian H.Buang dapat mengalahkan macan atau harimau dapat melewti daerah benteng dengan aman, dan memberi hadiah tanah yang dijanjikan.