Blogger templates

Amien Trb

Terima kasih telah berkunjung di blog kami

Amien Trb

Terima kasih telah berkunjung di blog kami

Amien Trb

Terima kasih telah berkunjung di blog kami

Amien Trb

Terima kasih telah berkunjung di blog kami

Amien Trb

Terima kasih telah berkunjung di blog kami

Rabu, 30 November 2011

Sejarah 1 Muharam & 10 Muharam


Sejarah Tahun Baru Islam
Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram atau bulan yang dimuliakan Allah. Empat bulan tersebut adalah bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab.

“Sesungguhnya jumlah bulan di kitabullah (Al Quran) itu ada dua belas bulan sejak Allah menciptakan langit dan bumi, empat di antaranya adalah bulan-bulan haram” (QS. At Taubah: 36)
Kata Muharram artinya “dilarang”. Sebelum datangnya ajaran Islam, bulan Muharram sudah dikenal sebagai bulan suci dan dimuliakan oleh masyarakat Jahiliyah. Pada bulan ini dilarang untuk melakukan hal-hal seperti peperangan dan bentuk persengketaan lainnya.
Kemudian ketika Islam datang kemuliaan bulan haram ditetapkan dan dipertahankan sementara tradisi jahiliyah yang lain dihapuskan termasuk kesepakatan tidak berperang.
Bulan Muharram memiliki banyak keutamaan, sehingga bulan ini disebut bulan Allah (Syahrullah). Beribadah pada bulan haram pahalanya dilipatgandakan dan bermaksiat di bulan ini dosanya dilipatgandakan pula.
Muharram adalah bulan pertama dalam hitungan kalender Islam, atau lebih terkenal dengan "tahun Hijriah". Berbeda dengan tahun Masehi yang dihitung berdasarkan perputaran Bumi terhadap Matahari, tahun Hijrian dihitung berdasarkan perputaran Bulan terhadap Bumi. Satu bulan terdiri atas 29 atau 30 hari, dan satu tahun terdiri atas 12 bulan.
Sesuai dengan namanya, Hijriyah yang berarti hijrah atau berpindah, hitungan "1" kalender Islam dimulai ketika Rasulullah hijrah dari Makkah ke Madinah. Ini bertepatan pada hari Jumat 16 Juli 622 Masehi - Usia Rasul saat itu sekitar 53 tahun. Rasulullah hijrah sesuai dengan perintah Allah, yang salah satu analisisnya adalah menyelamatkan kaum muslimin dari siksaan kaum kafir di kota Makkah.
Sebelumnya, sebagian besar kaum muslimin sudah hijrah terlebih dahulu dan tidak mendapatkan rintangan dari kaum kafir - kelak mereka disebut kaum Muhajirin, yaitu kaum yang hijrah. Di dalam rombongan itu tedapat Umar bin Khatab r.a., yang dengan lantang dan gagahnya berkata, "Ini Umar hendak hijrah, siapa yang ingin istrinya menjanda dan anaknya yatim karena ingin menghalangi Umar silakan maju!"
Penggunaan sistem perhitungan Islam belum dilakukan di masa Rasulullah SAW masih hidup. Juga tidak dilakukan di masa khalifah pertama, Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. Secara singkat sejarah digunakannya sistem perhitungan tahun Islam bermula sejak kejadian di masa Umar bin Al-Khattab ra. Salah satu riwayat menyebutkan yaitu ketika khalifah mendapat surat balasan yang mengkritik bahwa suratnya terdahulu dikirim tanpa angka tahun.
Beliau lalu bermusyawarah dengan para shahabat dan singkat kata, mereka pun berijma’ untuk menjadikan momentum tahun di mana terjadi peristiwa hijrah nabi sebagai awal mula perhitungan tahun dalam Islam.
Sedangkan sistem kalender qamariyah berdasarkan peredaran bulan konon sudah dikenal oleh bangsa Arab sejak lama. Demikian juga nama-nama bulannya serta jumlahnya yang 12 bulan dalam setahun. Bahkan mereka sudah menggunakan bulan Muharram sebagai bulan pertama dan Zulhijjah sebagai bulan ke-12 sebelum masa kenabian.
Sehingga yang dijadikan titik acuan hanyalah tahun dimana terjadi peristiwa hijrah Nabi SAW. Bukan bulan dimana peristiwa hijrahnya terjadi. Sebab menurut riwayat beliau dan Abu Bakar hijrah ke Madinah pada bulan Sya’ban, atau bulan Rabiul Awwal menurut pendapat yang lain, tapi yang pasti bukan di bulan Muharram. Namun bulan pertama dalam kalender Islam tetap bulan Muharram.
Penting untuk dicatat disini adalah pilihan para shahabat menjadikan peristiwa hijrah nabi sebagai titik tolak awal perhitungan kalender Islam. Mengapa bukan berdasarkan tahun kelahiran Nabi SAW? Mengapa bukan berdasarkan tahun beliau diangkat menjadi Nabi? Mengapa bukan berdasarkan tahun Al-Qur’an turun pertama kali?.
Mengapa bukan berdasarkan tahun terjadinya perang Badar? Mengapa bukan berdasarkan tahun terjadinya pembebasan kota Mekkah? Mengapa bukan berdasarkan tahun terjadinya haji Wada’ (perpisahan) dan mengapa bukan berdasarkan tahun meninggalnya Rasulullah SAW?
Jawabannya adalah karena peristiwa hijrah itu menjadi momentum di mana umat Islam secara resmi menjadi sebuah badan hukum yang berdaulat, diakui keberadaannya secara hukum international. Sejak peristiwa hijrah itulah umat Islam punya sistem undang-undang formal, punya pemerintahan resmi dan punya jati diri sebagai sebuah negara yang berdaulat. Sejak itu hukum Islam tegak dan legitimate, bukan aturan liar tanpa dasar hukum.
Dan sejak itulah hukum qishash dan hudud seperti memotong tangan pencuri, merajam/mencambuk pezina, menyalib pembuat huru-hara dan sebagainya mulai berlaku. Dan sejak itulah umat Islam bisa duduk sejajar dengan negara/kerajaan lain dalam percaturan dunia international.
Keutamaan 10 Muharram
Bagi orang Syiah 10 Muharram adalah peristiwa yang tidak dapat mereka lupakan dan mereka menganggap sebagai hari agung yang wajib diperingati setiap tahunnya, tanggal 10 Muharram 61 H atau tanggal 10 Oktober 680 merupakan hari pertempuran Karbala yang terjadi di Karbala, Iraq sekarang.
Pertempuran ini terjadi antara pasukan Bani Hasyim yang dipimpin oleh Husain bin Ali beranggotakan sekitar 70-an orang melawan pasukan Bani Umayyah yang dipimpin oleh Ibnu Ziyad, atas perintah Yazid bin Muawiyah, khalifah Umayyah saat itu.
Pada hari itu hampir semua pasukan Husain bin Ali, termasuk Husain-nya sendiri syahid terbunuh, kecuali pihak perempuan, serta anak Husain yang sakit bernama Ali bin Husain. Kemudian oleh Ibnu Ziyad mereka dibawa menghadap Khalifah di Damaskus, dan kemudian yang selamat dikembalikan ke Madinah.
Sebelum Islam datang, Hari Asyura sudah menjadi hari peringatan dimana beberapa orang Mekkah biasanya melakukan puasa. Ketika Nabi Muhammad melakukan hijrah ke Madinah, ia mengetahui bahwa Yahudi di daerah tersebut berpuasa pada hari Asyura - bisa jadi saat itu merupakan hari besar Yahudi Yom Kippur . Saat itu, Muhammad menyatakan bahwa Muslim dapat berpuasa pada hari-hari itu.
Asyura merupakan peringatan hal-hal di bawah ini dimana Muslim, khususnya Sunni percaya terjadi pada tanggal 10 Muharram.

• Bebasnya Nabi Nuh dan ummatnya dari banjir besar.
• Nabi Ibrahim selamat dari apinya Namrudz.
• Kesembuhan Nabi Yakub dari kebutaan dan ia dibawa bertemua dengan Nabi Yusuf
pada hari asyura.
• Nabi Musa selamat dari pasukan Fir'aun
• Nabi Isa diangkat ke surga setelah usaha Roma untuk menangkap dan menyalibnya
gagal.

Sahabat bertanya; Ya, Rasulullah, Allah telah melebihkan hari Assyuuraa' dari lain-lain
hari. Jawab Rasulullah: Benar!.

• Allah telah menjadikan langit dan bumi pada hari Assyuuraa'.
• dan menjadikan Adam juga Hawa pada hari Assyuuraa';
• dan menjadikan Syurga serta memasukkan Adam di syurga pada hari Assyuuraa';
• dan Allah menyelamatkan dari api neraka pada hari Assyuuraa';
• dan menenggelamkan Fir'aun pada hari Assyuuraa';
• dan menyembuhkan bala Nabi Ayyub pada hari Assyuuraa'
• dan Allah memberi taubat kepada Adam pada hari Assyuuraa';
• dan diampunkan dosa Nabi Daud pada hari Assyuuraa';
• dan juga kembalinya kerajaan Nabi Sulaiman pada hari Assyuuraa';
• dan akan terjadi Qiyamat pada hari Assyuuraa'

Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Ikrimah berkata;
Hari Assyuuraa' ialah hari diterimanya taubatnya Nabi Adam. Dan hari itu pula hari turunnya Nabi Nuh dari perahunya. Maka ia berpuasa syukur; dan ia pula hari tenggelamnya Fir'aun dan terbelahnya laut bagi Nabi Musa a.s. dan Bani Israil. Maka mereka berpuasa; kerana itu jika dapat; engkau berpuasalah pada hari Assyuuraa'.
Dinamakan Assyuuraa' kerana ia jatuh pada sepuluh bulan Muharram.
Ada lain pendapat yang mengatakan hari Assyuuraa' kerana Allah telah memuliakan pada
Nabi-nabi dengan sepuluh kehormatan;

1. Allah telah menerima taubat Nabi Adam a.s.
2. Allah menaikkan darjat Nabi Idris a.s.
3. Hari berlabuhnya perahu Nabi Nuh a.s.
4. Nabi Ibrahim a.s dilahirkan pada hari Assyuuraa' dan diangkatkan sebagai kholilulLah
juga diselamatkan dari api.
5. Allah menerima taubat Nabi Daud a.s.
6. Allah mengangkat Nabi Isa a.s. ke langit
7. Allah menyelamatkan Nabi Musa a.s.
8. Allah menenggelamkan Fir'aun
9. Allah mengeluarkan Nabi Yunus dari perut ikan
10. Allah mengembalikan kerajaan Nabi Sulaiman a.s.

Semua ini terjadi pada hari Assyuuraa' . Sebahagian lain berpendapat, dinamakan hari Assyuuraa' kerana ia kesepuluh dari kemulian-kemulian yang diberikan Allah pada umat ini.
Pada bulan ini juga tepatnya, tanggal 10 Muharram Allah menyelamatkan nabi Musa as dan Bani Israil dari kejaran Firaun. Mereka memuliakannya dengan berpuasa. Kemudian Rasulullah SAW menetapkan puasa pada tanggal 10 Muharram sebagai kesyukuran atas pertolongan Allah SWT.
Masyarakat Jahiliyah sebelumnya juga berpuasa. Puasa Muharram tadinya hukumnya wajib, kemudian berubah jadi sunnah setelah turun kewajiban puasa Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda: “Dari Ibu Abbas ra, bahwa Nabi SAW, ketika datang ke Madinah, mendapatkan orang Yahudi berpuasa satu hari, yaitu ‘Asyuraa (10 Muharram).
Mereka berkata, “Ini adalah hari yang agung yaitu hari Allah menyelamatkan Musa dan menenggelamkan keluarga Firaun. Maka Nabi Musa as berpuasa sebagai bukti syukur kepada Allah SWT. Rasulullah SAW, berkata, “Saya lebih berhak mengikuti Musa as. Daripada mereka.” Maka beliau berpuasa dan memerintahkan (umatnya) untuk berpuasa”. (HR. Bukhari)
Dari Ibnu Abbas r.a. katanya, ketika Nabi s.a.w. tiba di Madinah, Baginda melihat orang yahudi berpuasa pada hari asyura. Nabi pun bertanya, "Hari apa ini ?". Jawab mereka, "Hari ini ialah hari yang baik. Pada hari ini Allah melepaskan Bani Israil dari musuh mereka, kerana itu Nabi Musa berpuasa kerananya". Sabda Nabi, "Aku lebih berhak daripada kamu dengan Musa".
Oleh itu Nabi berpuasa dan menyuruh orang lain berpuasa pada hari asyura.(Sahih Bukhari) Rasulullah s.a.w. bersabda; "Berpuasa kamu pada hari ke sembilan dan sepuluh Muharam dan jangan meniru cara orang-orang Yahudi." - Riwayat Al Baihaqi.
Selain keutamaan demi keutamaan yang telah disebutkan di atas, mungkin disebagian masyarakat lazim dan mengenal istilah bulannya yatim, yaitu menyelenggarakan sebuah acara dimana mereka memberikan santunan kepada para anak yatim di hari yang telah ditentukan dalam setiap tahun baru muharram, yaitu antara 9 dan 10 Muharram setiap tahunnya.
Ada kesan lain yang patut disoroti dari perayaan tahun baru anak yatim diwajibkannya untuk memuliakan anak yatim, menanggung kehidupannya, menyayanginya, dan segala amal kebaikan yang menyenangi anak Yatim.
Maka ia akan mendapatkan ganjaran seperti dalam hadist sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al Imam Bukhari dari jalan Abu Hurairah, dimana Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan: “ Orang yang menanggung anak yatim baik anak yatim itu ada hubungan famili maupun tidak, maka saya dan orang yang menanggungnya seperti dua jari ini di dalam surga.”, Malik bin Anas perawi hadist itu mengatakan, Rasulullah memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah.
Terhadap anak yatim pula kita sebagai muslim dilarang menghardiknya (QS. Adh Dhuha (93) : 9), dan dalil-dalil lainnya yang memiliki kaitannya dengan muamalah terhadap anak yatim.
Abul-Laits Asssamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Abbas r.a berkata: Nabi SAW. bersabda; “Barangsiapa yang berpuasa pada hari Assyuuraa' yakni 10 Muharram, maka Allah akan memberikan kepadanya pahala 10,000 malaikat; dan barangsiapa yang puasa pada hari Assyuuraa', maka akan diberikan pahala 10, 000 orang Haji dan Umrah, dan 10, 000 orang mati syahid; dan siapa yang mengusap kepala anak yatim pada hari Assyuuraa', maka Allah akan menaikkan dengan rambut satu darjat. Dan barangsiapa yang memberi buka puasa orang mukmin yang berpuasa pada hari Assyuuraa', maka seoleh-oleh memberi buka puasa semua umat Muhammad SAW. dan mengenyangkan perut mereka”.
Tentu kita tidak akan melewatkan kesempatan demi kesempatan yang diberikan oleh Allah untuk mencari kebaikan sebanyak-banyaknya dari bulan Muharram ini, termasuk memuliakan anak yatim sebagai wujud kepedulian sosial kita kepada anak yatim, dan tentu hendaknya bukan hanya pada bulan Muharram saja kita peduli pada mereka, di bulan-bulan berikutnya selayaknya kita tetap menyantuni anak-anak yang tak mampu, karena apalah artinya kita mengagung-agungkan bulan Muharram sebagai bulan yatim tapi ketika Muharram habis, kita tidak memperdulikan dan bersikap acuh serta seolah-oleh tutup telinga terhadap mereka.

Disarikan dari teman teman di seluruh nusantara, dan jiran. Oleh Isma HR
(sumber utama, Sofyan Effendi El Minangy)

Sejarah 1 Muharam & 10 Muharam


Sejarah Tahun Baru Islam
Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram atau bulan yang dimuliakan Allah. Empat bulan tersebut adalah bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab.

“Sesungguhnya jumlah bulan di kitabullah (Al Quran) itu ada dua belas bulan sejak Allah menciptakan langit dan bumi, empat di antaranya adalah bulan-bulan haram” (QS. At Taubah: 36)
Kata Muharram artinya “dilarang”. Sebelum datangnya ajaran Islam, bulan Muharram sudah dikenal sebagai bulan suci dan dimuliakan oleh masyarakat Jahiliyah. Pada bulan ini dilarang untuk melakukan hal-hal seperti peperangan dan bentuk persengketaan lainnya.
Kemudian ketika Islam datang kemuliaan bulan haram ditetapkan dan dipertahankan sementara tradisi jahiliyah yang lain dihapuskan termasuk kesepakatan tidak berperang.
Bulan Muharram memiliki banyak keutamaan, sehingga bulan ini disebut bulan Allah (Syahrullah). Beribadah pada bulan haram pahalanya dilipatgandakan dan bermaksiat di bulan ini dosanya dilipatgandakan pula.
Muharram adalah bulan pertama dalam hitungan kalender Islam, atau lebih terkenal dengan "tahun Hijriah". Berbeda dengan tahun Masehi yang dihitung berdasarkan perputaran Bumi terhadap Matahari, tahun Hijrian dihitung berdasarkan perputaran Bulan terhadap Bumi. Satu bulan terdiri atas 29 atau 30 hari, dan satu tahun terdiri atas 12 bulan.
Sesuai dengan namanya, Hijriyah yang berarti hijrah atau berpindah, hitungan "1" kalender Islam dimulai ketika Rasulullah hijrah dari Makkah ke Madinah. Ini bertepatan pada hari Jumat 16 Juli 622 Masehi - Usia Rasul saat itu sekitar 53 tahun. Rasulullah hijrah sesuai dengan perintah Allah, yang salah satu analisisnya adalah menyelamatkan kaum muslimin dari siksaan kaum kafir di kota Makkah.
Sebelumnya, sebagian besar kaum muslimin sudah hijrah terlebih dahulu dan tidak mendapatkan rintangan dari kaum kafir - kelak mereka disebut kaum Muhajirin, yaitu kaum yang hijrah. Di dalam rombongan itu tedapat Umar bin Khatab r.a., yang dengan lantang dan gagahnya berkata, "Ini Umar hendak hijrah, siapa yang ingin istrinya menjanda dan anaknya yatim karena ingin menghalangi Umar silakan maju!"
Penggunaan sistem perhitungan Islam belum dilakukan di masa Rasulullah SAW masih hidup. Juga tidak dilakukan di masa khalifah pertama, Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. Secara singkat sejarah digunakannya sistem perhitungan tahun Islam bermula sejak kejadian di masa Umar bin Al-Khattab ra. Salah satu riwayat menyebutkan yaitu ketika khalifah mendapat surat balasan yang mengkritik bahwa suratnya terdahulu dikirim tanpa angka tahun.
Beliau lalu bermusyawarah dengan para shahabat dan singkat kata, mereka pun berijma’ untuk menjadikan momentum tahun di mana terjadi peristiwa hijrah nabi sebagai awal mula perhitungan tahun dalam Islam.
Sedangkan sistem kalender qamariyah berdasarkan peredaran bulan konon sudah dikenal oleh bangsa Arab sejak lama. Demikian juga nama-nama bulannya serta jumlahnya yang 12 bulan dalam setahun. Bahkan mereka sudah menggunakan bulan Muharram sebagai bulan pertama dan Zulhijjah sebagai bulan ke-12 sebelum masa kenabian.
Sehingga yang dijadikan titik acuan hanyalah tahun dimana terjadi peristiwa hijrah Nabi SAW. Bukan bulan dimana peristiwa hijrahnya terjadi. Sebab menurut riwayat beliau dan Abu Bakar hijrah ke Madinah pada bulan Sya’ban, atau bulan Rabiul Awwal menurut pendapat yang lain, tapi yang pasti bukan di bulan Muharram. Namun bulan pertama dalam kalender Islam tetap bulan Muharram.
Penting untuk dicatat disini adalah pilihan para shahabat menjadikan peristiwa hijrah nabi sebagai titik tolak awal perhitungan kalender Islam. Mengapa bukan berdasarkan tahun kelahiran Nabi SAW? Mengapa bukan berdasarkan tahun beliau diangkat menjadi Nabi? Mengapa bukan berdasarkan tahun Al-Qur’an turun pertama kali?.
Mengapa bukan berdasarkan tahun terjadinya perang Badar? Mengapa bukan berdasarkan tahun terjadinya pembebasan kota Mekkah? Mengapa bukan berdasarkan tahun terjadinya haji Wada’ (perpisahan) dan mengapa bukan berdasarkan tahun meninggalnya Rasulullah SAW?
Jawabannya adalah karena peristiwa hijrah itu menjadi momentum di mana umat Islam secara resmi menjadi sebuah badan hukum yang berdaulat, diakui keberadaannya secara hukum international. Sejak peristiwa hijrah itulah umat Islam punya sistem undang-undang formal, punya pemerintahan resmi dan punya jati diri sebagai sebuah negara yang berdaulat. Sejak itu hukum Islam tegak dan legitimate, bukan aturan liar tanpa dasar hukum.
Dan sejak itulah hukum qishash dan hudud seperti memotong tangan pencuri, merajam/mencambuk pezina, menyalib pembuat huru-hara dan sebagainya mulai berlaku. Dan sejak itulah umat Islam bisa duduk sejajar dengan negara/kerajaan lain dalam percaturan dunia international.
Keutamaan 10 Muharram
Bagi orang Syiah 10 Muharram adalah peristiwa yang tidak dapat mereka lupakan dan mereka menganggap sebagai hari agung yang wajib diperingati setiap tahunnya, tanggal 10 Muharram 61 H atau tanggal 10 Oktober 680 merupakan hari pertempuran Karbala yang terjadi di Karbala, Iraq sekarang.
Pertempuran ini terjadi antara pasukan Bani Hasyim yang dipimpin oleh Husain bin Ali beranggotakan sekitar 70-an orang melawan pasukan Bani Umayyah yang dipimpin oleh Ibnu Ziyad, atas perintah Yazid bin Muawiyah, khalifah Umayyah saat itu.
Pada hari itu hampir semua pasukan Husain bin Ali, termasuk Husain-nya sendiri syahid terbunuh, kecuali pihak perempuan, serta anak Husain yang sakit bernama Ali bin Husain. Kemudian oleh Ibnu Ziyad mereka dibawa menghadap Khalifah di Damaskus, dan kemudian yang selamat dikembalikan ke Madinah.
Sebelum Islam datang, Hari Asyura sudah menjadi hari peringatan dimana beberapa orang Mekkah biasanya melakukan puasa. Ketika Nabi Muhammad melakukan hijrah ke Madinah, ia mengetahui bahwa Yahudi di daerah tersebut berpuasa pada hari Asyura - bisa jadi saat itu merupakan hari besar Yahudi Yom Kippur . Saat itu, Muhammad menyatakan bahwa Muslim dapat berpuasa pada hari-hari itu.
Asyura merupakan peringatan hal-hal di bawah ini dimana Muslim, khususnya Sunni percaya terjadi pada tanggal 10 Muharram.

• Bebasnya Nabi Nuh dan ummatnya dari banjir besar.
• Nabi Ibrahim selamat dari apinya Namrudz.
• Kesembuhan Nabi Yakub dari kebutaan dan ia dibawa bertemua dengan Nabi Yusuf
pada hari asyura.
• Nabi Musa selamat dari pasukan Fir'aun
• Nabi Isa diangkat ke surga setelah usaha Roma untuk menangkap dan menyalibnya
gagal.

Sahabat bertanya; Ya, Rasulullah, Allah telah melebihkan hari Assyuuraa' dari lain-lain
hari. Jawab Rasulullah: Benar!.

• Allah telah menjadikan langit dan bumi pada hari Assyuuraa'.
• dan menjadikan Adam juga Hawa pada hari Assyuuraa';
• dan menjadikan Syurga serta memasukkan Adam di syurga pada hari Assyuuraa';
• dan Allah menyelamatkan dari api neraka pada hari Assyuuraa';
• dan menenggelamkan Fir'aun pada hari Assyuuraa';
• dan menyembuhkan bala Nabi Ayyub pada hari Assyuuraa'
• dan Allah memberi taubat kepada Adam pada hari Assyuuraa';
• dan diampunkan dosa Nabi Daud pada hari Assyuuraa';
• dan juga kembalinya kerajaan Nabi Sulaiman pada hari Assyuuraa';
• dan akan terjadi Qiyamat pada hari Assyuuraa'

Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Ikrimah berkata;
Hari Assyuuraa' ialah hari diterimanya taubatnya Nabi Adam. Dan hari itu pula hari turunnya Nabi Nuh dari perahunya. Maka ia berpuasa syukur; dan ia pula hari tenggelamnya Fir'aun dan terbelahnya laut bagi Nabi Musa a.s. dan Bani Israil. Maka mereka berpuasa; kerana itu jika dapat; engkau berpuasalah pada hari Assyuuraa'.
Dinamakan Assyuuraa' kerana ia jatuh pada sepuluh bulan Muharram.
Ada lain pendapat yang mengatakan hari Assyuuraa' kerana Allah telah memuliakan pada
Nabi-nabi dengan sepuluh kehormatan;

1. Allah telah menerima taubat Nabi Adam a.s.
2. Allah menaikkan darjat Nabi Idris a.s.
3. Hari berlabuhnya perahu Nabi Nuh a.s.
4. Nabi Ibrahim a.s dilahirkan pada hari Assyuuraa' dan diangkatkan sebagai kholilulLah
juga diselamatkan dari api.
5. Allah menerima taubat Nabi Daud a.s.
6. Allah mengangkat Nabi Isa a.s. ke langit
7. Allah menyelamatkan Nabi Musa a.s.
8. Allah menenggelamkan Fir'aun
9. Allah mengeluarkan Nabi Yunus dari perut ikan
10. Allah mengembalikan kerajaan Nabi Sulaiman a.s.

Semua ini terjadi pada hari Assyuuraa' . Sebahagian lain berpendapat, dinamakan hari Assyuuraa' kerana ia kesepuluh dari kemulian-kemulian yang diberikan Allah pada umat ini.
Pada bulan ini juga tepatnya, tanggal 10 Muharram Allah menyelamatkan nabi Musa as dan Bani Israil dari kejaran Firaun. Mereka memuliakannya dengan berpuasa. Kemudian Rasulullah SAW menetapkan puasa pada tanggal 10 Muharram sebagai kesyukuran atas pertolongan Allah SWT.
Masyarakat Jahiliyah sebelumnya juga berpuasa. Puasa Muharram tadinya hukumnya wajib, kemudian berubah jadi sunnah setelah turun kewajiban puasa Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda: “Dari Ibu Abbas ra, bahwa Nabi SAW, ketika datang ke Madinah, mendapatkan orang Yahudi berpuasa satu hari, yaitu ‘Asyuraa (10 Muharram).
Mereka berkata, “Ini adalah hari yang agung yaitu hari Allah menyelamatkan Musa dan menenggelamkan keluarga Firaun. Maka Nabi Musa as berpuasa sebagai bukti syukur kepada Allah SWT. Rasulullah SAW, berkata, “Saya lebih berhak mengikuti Musa as. Daripada mereka.” Maka beliau berpuasa dan memerintahkan (umatnya) untuk berpuasa”. (HR. Bukhari)
Dari Ibnu Abbas r.a. katanya, ketika Nabi s.a.w. tiba di Madinah, Baginda melihat orang yahudi berpuasa pada hari asyura. Nabi pun bertanya, "Hari apa ini ?". Jawab mereka, "Hari ini ialah hari yang baik. Pada hari ini Allah melepaskan Bani Israil dari musuh mereka, kerana itu Nabi Musa berpuasa kerananya". Sabda Nabi, "Aku lebih berhak daripada kamu dengan Musa".
Oleh itu Nabi berpuasa dan menyuruh orang lain berpuasa pada hari asyura.(Sahih Bukhari) Rasulullah s.a.w. bersabda; "Berpuasa kamu pada hari ke sembilan dan sepuluh Muharam dan jangan meniru cara orang-orang Yahudi." - Riwayat Al Baihaqi.
Selain keutamaan demi keutamaan yang telah disebutkan di atas, mungkin disebagian masyarakat lazim dan mengenal istilah bulannya yatim, yaitu menyelenggarakan sebuah acara dimana mereka memberikan santunan kepada para anak yatim di hari yang telah ditentukan dalam setiap tahun baru muharram, yaitu antara 9 dan 10 Muharram setiap tahunnya.
Ada kesan lain yang patut disoroti dari perayaan tahun baru anak yatim diwajibkannya untuk memuliakan anak yatim, menanggung kehidupannya, menyayanginya, dan segala amal kebaikan yang menyenangi anak Yatim.
Maka ia akan mendapatkan ganjaran seperti dalam hadist sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al Imam Bukhari dari jalan Abu Hurairah, dimana Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan: “ Orang yang menanggung anak yatim baik anak yatim itu ada hubungan famili maupun tidak, maka saya dan orang yang menanggungnya seperti dua jari ini di dalam surga.”, Malik bin Anas perawi hadist itu mengatakan, Rasulullah memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah.
Terhadap anak yatim pula kita sebagai muslim dilarang menghardiknya (QS. Adh Dhuha (93) : 9), dan dalil-dalil lainnya yang memiliki kaitannya dengan muamalah terhadap anak yatim.
Abul-Laits Asssamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Abbas r.a berkata: Nabi SAW. bersabda; “Barangsiapa yang berpuasa pada hari Assyuuraa' yakni 10 Muharram, maka Allah akan memberikan kepadanya pahala 10,000 malaikat; dan barangsiapa yang puasa pada hari Assyuuraa', maka akan diberikan pahala 10, 000 orang Haji dan Umrah, dan 10, 000 orang mati syahid; dan siapa yang mengusap kepala anak yatim pada hari Assyuuraa', maka Allah akan menaikkan dengan rambut satu darjat. Dan barangsiapa yang memberi buka puasa orang mukmin yang berpuasa pada hari Assyuuraa', maka seoleh-oleh memberi buka puasa semua umat Muhammad SAW. dan mengenyangkan perut mereka”.
Tentu kita tidak akan melewatkan kesempatan demi kesempatan yang diberikan oleh Allah untuk mencari kebaikan sebanyak-banyaknya dari bulan Muharram ini, termasuk memuliakan anak yatim sebagai wujud kepedulian sosial kita kepada anak yatim, dan tentu hendaknya bukan hanya pada bulan Muharram saja kita peduli pada mereka, di bulan-bulan berikutnya selayaknya kita tetap menyantuni anak-anak yang tak mampu, karena apalah artinya kita mengagung-agungkan bulan Muharram sebagai bulan yatim tapi ketika Muharram habis, kita tidak memperdulikan dan bersikap acuh serta seolah-oleh tutup telinga terhadap mereka.

Disarikan dari teman teman di seluruh nusantara, dan jiran. Oleh Isma HR
(sumber utama, Sofyan Effendi El Minangy)

Sejarah 1 Muharam & 10 Muharam

Sejarah Tahun Baru Islam Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram atau bulan yang dimuliakan Allah. Empat bulan tersebut adalah bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. “Sesungguhnya jumlah bulan di kitabullah (Al Quran) itu ada dua belas bulan sejak Allah menciptakan langit dan bumi, empat di antaranya adalah bulan-bulan haram” (QS. At Taubah: 36) Kata Muharram artinya “dilarang”. Sebelum datangnya ajaran Islam, bulan Muharram sudah dikenal sebagai bulan suci dan dimuliakan oleh masyarakat Jahiliyah. Pada bulan ini dilarang untuk melakukan hal-hal seperti peperangan dan bentuk persengketaan lainnya. Kemudian ketika Islam datang kemuliaan bulan haram ditetapkan dan dipertahankan sementara tradisi jahiliyah yang lain dihapuskan termasuk kesepakatan tidak berperang. Bulan Muharram memiliki banyak keutamaan, sehingga bulan ini disebut bulan Allah (Syahrullah). Beribadah pada bulan haram pahalanya dilipatgandakan dan bermaksiat di bulan ini dosanya dilipatgandakan pula. Muharram adalah bulan pertama dalam hitungan kalender Islam, atau lebih terkenal dengan "tahun Hijriah". Berbeda dengan tahun Masehi yang dihitung berdasarkan perputaran Bumi terhadap Matahari, tahun Hijrian dihitung berdasarkan perputaran Bulan terhadap Bumi. Satu bulan terdiri atas 29 atau 30 hari, dan satu tahun terdiri atas 12 bulan. Sesuai dengan namanya, Hijriyah yang berarti hijrah atau berpindah, hitungan "1" kalender Islam dimulai ketika Rasulullah hijrah dari Makkah ke Madinah. Ini bertepatan pada hari Jumat 16 Juli 622 Masehi - Usia Rasul saat itu sekitar 53 tahun. Rasulullah hijrah sesuai dengan perintah Allah, yang salah satu analisisnya adalah menyelamatkan kaum muslimin dari siksaan kaum kafir di kota Makkah. Sebelumnya, sebagian besar kaum muslimin sudah hijrah terlebih dahulu dan tidak mendapatkan rintangan dari kaum kafir - kelak mereka disebut kaum Muhajirin, yaitu kaum yang hijrah. Di dalam rombongan itu tedapat Umar bin Khatab r.a., yang dengan lantang dan gagahnya berkata, "Ini Umar hendak hijrah, siapa yang ingin istrinya menjanda dan anaknya yatim karena ingin menghalangi Umar silakan maju!" Penggunaan sistem perhitungan Islam belum dilakukan di masa Rasulullah SAW masih hidup. Juga tidak dilakukan di masa khalifah pertama, Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. Secara singkat sejarah digunakannya sistem perhitungan tahun Islam bermula sejak kejadian di masa Umar bin Al-Khattab ra. Salah satu riwayat menyebutkan yaitu ketika khalifah mendapat surat balasan yang mengkritik bahwa suratnya terdahulu dikirim tanpa angka tahun. Beliau lalu bermusyawarah dengan para shahabat dan singkat kata, mereka pun berijma’ untuk menjadikan momentum tahun di mana terjadi peristiwa hijrah nabi sebagai awal mula perhitungan tahun dalam Islam. Sedangkan sistem kalender qamariyah berdasarkan peredaran bulan konon sudah dikenal oleh bangsa Arab sejak lama. Demikian juga nama-nama bulannya serta jumlahnya yang 12 bulan dalam setahun. Bahkan mereka sudah menggunakan bulan Muharram sebagai bulan pertama dan Zulhijjah sebagai bulan ke-12 sebelum masa kenabian. Sehingga yang dijadikan titik acuan hanyalah tahun dimana terjadi peristiwa hijrah Nabi SAW. Bukan bulan dimana peristiwa hijrahnya terjadi. Sebab menurut riwayat beliau dan Abu Bakar hijrah ke Madinah pada bulan Sya’ban, atau bulan Rabiul Awwal menurut pendapat yang lain, tapi yang pasti bukan di bulan Muharram. Namun bulan pertama dalam kalender Islam tetap bulan Muharram. Penting untuk dicatat disini adalah pilihan para shahabat menjadikan peristiwa hijrah nabi sebagai titik tolak awal perhitungan kalender Islam. Mengapa bukan berdasarkan tahun kelahiran Nabi SAW? Mengapa bukan berdasarkan tahun beliau diangkat menjadi Nabi? Mengapa bukan berdasarkan tahun Al-Qur’an turun pertama kali?. Mengapa bukan berdasarkan tahun terjadinya perang Badar? Mengapa bukan berdasarkan tahun terjadinya pembebasan kota Mekkah? Mengapa bukan berdasarkan tahun terjadinya haji Wada’ (perpisahan) dan mengapa bukan berdasarkan tahun meninggalnya Rasulullah SAW? Jawabannya adalah karena peristiwa hijrah itu menjadi momentum di mana umat Islam secara resmi menjadi sebuah badan hukum yang berdaulat, diakui keberadaannya secara hukum international. Sejak peristiwa hijrah itulah umat Islam punya sistem undang-undang formal, punya pemerintahan resmi dan punya jati diri sebagai sebuah negara yang berdaulat. Sejak itu hukum Islam tegak dan legitimate, bukan aturan liar tanpa dasar hukum. Dan sejak itulah hukum qishash dan hudud seperti memotong tangan pencuri, merajam/mencambuk pezina, menyalib pembuat huru-hara dan sebagainya mulai berlaku. Dan sejak itulah umat Islam bisa duduk sejajar dengan negara/kerajaan lain dalam percaturan dunia international. Keutamaan 10 Muharram Bagi orang Syiah 10 Muharram adalah peristiwa yang tidak dapat mereka lupakan dan mereka menganggap sebagai hari agung yang wajib diperingati setiap tahunnya, tanggal 10 Muharram 61 H atau tanggal 10 Oktober 680 merupakan hari pertempuran Karbala yang terjadi di Karbala, Iraq sekarang. Pertempuran ini terjadi antara pasukan Bani Hasyim yang dipimpin oleh Husain bin Ali beranggotakan sekitar 70-an orang melawan pasukan Bani Umayyah yang dipimpin oleh Ibnu Ziyad, atas perintah Yazid bin Muawiyah, khalifah Umayyah saat itu. Pada hari itu hampir semua pasukan Husain bin Ali, termasuk Husain-nya sendiri syahid terbunuh, kecuali pihak perempuan, serta anak Husain yang sakit bernama Ali bin Husain. Kemudian oleh Ibnu Ziyad mereka dibawa menghadap Khalifah di Damaskus, dan kemudian yang selamat dikembalikan ke Madinah. Sebelum Islam datang, Hari Asyura sudah menjadi hari peringatan dimana beberapa orang Mekkah biasanya melakukan puasa. Ketika Nabi Muhammad melakukan hijrah ke Madinah, ia mengetahui bahwa Yahudi di daerah tersebut berpuasa pada hari Asyura - bisa jadi saat itu merupakan hari besar Yahudi Yom Kippur . Saat itu, Muhammad menyatakan bahwa Muslim dapat berpuasa pada hari-hari itu. Asyura merupakan peringatan hal-hal di bawah ini dimana Muslim, khususnya Sunni percaya terjadi pada tanggal 10 Muharram. • Bebasnya Nabi Nuh dan ummatnya dari banjir besar. • Nabi Ibrahim selamat dari apinya Namrudz. • Kesembuhan Nabi Yakub dari kebutaan dan ia dibawa bertemua dengan Nabi Yusuf pada hari asyura. • Nabi Musa selamat dari pasukan Fir'aun • Nabi Isa diangkat ke surga setelah usaha Roma untuk menangkap dan menyalibnya gagal. Sahabat bertanya; Ya, Rasulullah, Allah telah melebihkan hari Assyuuraa' dari lain-lain hari. Jawab Rasulullah: Benar!. • Allah telah menjadikan langit dan bumi pada hari Assyuuraa'. • dan menjadikan Adam juga Hawa pada hari Assyuuraa'; • dan menjadikan Syurga serta memasukkan Adam di syurga pada hari Assyuuraa'; • dan Allah menyelamatkan dari api neraka pada hari Assyuuraa'; • dan menenggelamkan Fir'aun pada hari Assyuuraa'; • dan menyembuhkan bala Nabi Ayyub pada hari Assyuuraa' • dan Allah memberi taubat kepada Adam pada hari Assyuuraa'; • dan diampunkan dosa Nabi Daud pada hari Assyuuraa'; • dan juga kembalinya kerajaan Nabi Sulaiman pada hari Assyuuraa'; • dan akan terjadi Qiyamat pada hari Assyuuraa' Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Ikrimah berkata; Hari Assyuuraa' ialah hari diterimanya taubatnya Nabi Adam. Dan hari itu pula hari turunnya Nabi Nuh dari perahunya. Maka ia berpuasa syukur; dan ia pula hari tenggelamnya Fir'aun dan terbelahnya laut bagi Nabi Musa a.s. dan Bani Israil. Maka mereka berpuasa; kerana itu jika dapat; engkau berpuasalah pada hari Assyuuraa'. Dinamakan Assyuuraa' kerana ia jatuh pada sepuluh bulan Muharram. Ada lain pendapat yang mengatakan hari Assyuuraa' kerana Allah telah memuliakan pada Nabi-nabi dengan sepuluh kehormatan; 1. Allah telah menerima taubat Nabi Adam a.s. 2. Allah menaikkan darjat Nabi Idris a.s. 3. Hari berlabuhnya perahu Nabi Nuh a.s. 4. Nabi Ibrahim a.s dilahirkan pada hari Assyuuraa' dan diangkatkan sebagai kholilulLah juga diselamatkan dari api. 5. Allah menerima taubat Nabi Daud a.s. 6. Allah mengangkat Nabi Isa a.s. ke langit 7. Allah menyelamatkan Nabi Musa a.s. 8. Allah menenggelamkan Fir'aun 9. Allah mengeluarkan Nabi Yunus dari perut ikan 10. Allah mengembalikan kerajaan Nabi Sulaiman a.s. Semua ini terjadi pada hari Assyuuraa' . Sebahagian lain berpendapat, dinamakan hari Assyuuraa' kerana ia kesepuluh dari kemulian-kemulian yang diberikan Allah pada umat ini. Pada bulan ini juga tepatnya, tanggal 10 Muharram Allah menyelamatkan nabi Musa as dan Bani Israil dari kejaran Firaun. Mereka memuliakannya dengan berpuasa. Kemudian Rasulullah SAW menetapkan puasa pada tanggal 10 Muharram sebagai kesyukuran atas pertolongan Allah SWT. Masyarakat Jahiliyah sebelumnya juga berpuasa. Puasa Muharram tadinya hukumnya wajib, kemudian berubah jadi sunnah setelah turun kewajiban puasa Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda: “Dari Ibu Abbas ra, bahwa Nabi SAW, ketika datang ke Madinah, mendapatkan orang Yahudi berpuasa satu hari, yaitu ‘Asyuraa (10 Muharram). Mereka berkata, “Ini adalah hari yang agung yaitu hari Allah menyelamatkan Musa dan menenggelamkan keluarga Firaun. Maka Nabi Musa as berpuasa sebagai bukti syukur kepada Allah SWT. Rasulullah SAW, berkata, “Saya lebih berhak mengikuti Musa as. Daripada mereka.” Maka beliau berpuasa dan memerintahkan (umatnya) untuk berpuasa”. (HR. Bukhari) Dari Ibnu Abbas r.a. katanya, ketika Nabi s.a.w. tiba di Madinah, Baginda melihat orang yahudi berpuasa pada hari asyura. Nabi pun bertanya, "Hari apa ini ?". Jawab mereka, "Hari ini ialah hari yang baik. Pada hari ini Allah melepaskan Bani Israil dari musuh mereka, kerana itu Nabi Musa berpuasa kerananya". Sabda Nabi, "Aku lebih berhak daripada kamu dengan Musa". Oleh itu Nabi berpuasa dan menyuruh orang lain berpuasa pada hari asyura.(Sahih Bukhari) Rasulullah s.a.w. bersabda; "Berpuasa kamu pada hari ke sembilan dan sepuluh Muharam dan jangan meniru cara orang-orang Yahudi." - Riwayat Al Baihaqi. Selain keutamaan demi keutamaan yang telah disebutkan di atas, mungkin disebagian masyarakat lazim dan mengenal istilah bulannya yatim, yaitu menyelenggarakan sebuah acara dimana mereka memberikan santunan kepada para anak yatim di hari yang telah ditentukan dalam setiap tahun baru muharram, yaitu antara 9 dan 10 Muharram setiap tahunnya. Ada kesan lain yang patut disoroti dari perayaan tahun baru anak yatim diwajibkannya untuk memuliakan anak yatim, menanggung kehidupannya, menyayanginya, dan segala amal kebaikan yang menyenangi anak Yatim. Maka ia akan mendapatkan ganjaran seperti dalam hadist sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al Imam Bukhari dari jalan Abu Hurairah, dimana Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan: “ Orang yang menanggung anak yatim baik anak yatim itu ada hubungan famili maupun tidak, maka saya dan orang yang menanggungnya seperti dua jari ini di dalam surga.”, Malik bin Anas perawi hadist itu mengatakan, Rasulullah memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah. Terhadap anak yatim pula kita sebagai muslim dilarang menghardiknya (QS. Adh Dhuha (93) : 9), dan dalil-dalil lainnya yang memiliki kaitannya dengan muamalah terhadap anak yatim. Abul-Laits Asssamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Abbas r.a berkata: Nabi SAW. bersabda; “Barangsiapa yang berpuasa pada hari Assyuuraa' yakni 10 Muharram, maka Allah akan memberikan kepadanya pahala 10,000 malaikat; dan barangsiapa yang puasa pada hari Assyuuraa', maka akan diberikan pahala 10, 000 orang Haji dan Umrah, dan 10, 000 orang mati syahid; dan siapa yang mengusap kepala anak yatim pada hari Assyuuraa', maka Allah akan menaikkan dengan rambut satu darjat. Dan barangsiapa yang memberi buka puasa orang mukmin yang berpuasa pada hari Assyuuraa', maka seoleh-oleh memberi buka puasa semua umat Muhammad SAW. dan mengenyangkan perut mereka”. Tentu kita tidak akan melewatkan kesempatan demi kesempatan yang diberikan oleh Allah untuk mencari kebaikan sebanyak-banyaknya dari bulan Muharram ini, termasuk memuliakan anak yatim sebagai wujud kepedulian sosial kita kepada anak yatim, dan tentu hendaknya bukan hanya pada bulan Muharram saja kita peduli pada mereka, di bulan-bulan berikutnya selayaknya kita tetap menyantuni anak-anak yang tak mampu, karena apalah artinya kita mengagung-agungkan bulan Muharram sebagai bulan yatim tapi ketika Muharram habis, kita tidak memperdulikan dan bersikap acuh serta seolah-oleh tutup telinga terhadap mereka. Disarikan dari teman teman di seluruh nusantara, dan jiran. Oleh Isma HR (sumber utama, Sofyan Effendi El Minangy)

Selasa, 15 November 2011

Kumpulan Do'a Pernikahan


Ya Allah,
jadikanlah pernikahan ini pernikahan yang barakah
pembuka pintu rahmat bagi kedua mempelai, keluarganya dan ummat
penyempurna keislaman, tungku tempat menempa shabar dan syukur
sekolah tempat belajar menjadi dewasa
jalan menggapai cinta-Mu

Ya Allah,
ampuni dosa-dosa kami, maafkan segala khilaf kami
luruskan niat kami, sucikan hati kami
kuatkan tekad kami, bimbing kami
lindungi kami dari segala tipu daya syaitan
agar kami dapat menapaki jalan baru ini, demi menggapai ridho-Mu

Ya Allah,
anugerahkanlah kepada kami pasangan hidup kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami), dan jadikan kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertaqwa

Ya allah…. Andaikan semua ini layak bagi kami, cukupkanlah
permohonan ini dengan ridha-Mu Jadikanlah kami sebagai suami istri yang
saling mencintai dikala dekat, Saling menjaga kehormatan dikala jauh Saling menghibur dikala duka, saling mengingatkan dikala suka,
saling mendoakan dalam kebaikan dan ketaqwaan, saling menyempurnakan dalam beribadah.

Ya allah…sempurnakanlah kebahagiaan kami
dengan menjadikan pernikahan ini sebagai ibadah kepada-Mu dan bukti pengikat cinta kamu kepada Rasul-Mu

Amiin…

Ya Allah…Seandainya telah Engkau catatkan dia akan menjadi teman menapaki hidup Satukanlah hatinya dengan hatiku Titipkanlah kebahagiaan diantara kami Agar kemesraan itu abadi

Ya Allah… Ya Tuhanku yang Maha Mengasihi Seiringkanlah kami melayari hidup ini ke tepian yang sejahtera dan abadi

Tetapi ya Allah…Seandainya telah Engkau takdirkan…… Dia bukan milikku Bawalah ia jauh dari pandanganku Luputkanlah ia dari
ingatanku Ambillah kebahagiaan ketika dia ada disisiku Dan peliharalah aku
dari kekecewaan. ya Allah ya Tuhanku yang Maha Mengerti…Berikanlah aku kekuatan Melontar bayangannya
jauh ke dada langit Hilang bersama senja nan merah Agar aku bisa berbahagia walaupun tanpa bersama dengannya

Ya Allah yang tercinta…Gantikanlah yang telah hilang
Tumbuhkanlah kembali yang telah patah Walaupun tidak sama dengan dirinya ….

Ya Allah ya Tuhanku…Pasrahkanlah aku dengan takdirMu Sesungguhnya apa yang telah
Engkau takdirkan Adalah yang terbaik buatku Karena Engkau Maha Mengetahui Segala yang terbaik
buat hambaMu ini. Ya Allah…Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku Di dunia dan di akhirat
Dengarlah rintihan dari hambaMu yang daif ini, Jangan Engkau biarkan aku sendirian Di dunia ini maupun di
akhirat Jangan biarkan aku terjerumus aku ke arah kemaksiatan dan
kemungkaran. Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman Supaya aku dan dia
dapat membina kesejahteraan hidup Ke jalan yang Engkau ridhai Dan kurniakanlah padaku
keturunan yang soleh dan sholehah, Amin… Ya Rabbal ‘Alamin

Bila Aku Jatuh Cinta

Allahu Rabbi aku minta
izin Bila suatu saat aku jatuh cinta Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau Allahu Rabbi Aku punya pinta

Bila suatu saat aku jatuh cinta Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas Biar rasaku pada-Mu tetap utuh Allahu Rabbi Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengankasih-Mu dan
membuatku semakin mengagumi-Mu Allahu Rabbi Bila suatu saat aku jatuh hati Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu Allahu Rabbi Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu… Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu Amin !

Do’a dan Hikmah Pernikahan

“Semoga Allah SWT menghimpun yang terserak dari keduanya memberkati mereka berdua, meningkatkan kualitas keturunannya sebagai pembuka pintu rakhmat, sumber ilmu dan hikmah serta pemberi rasa aman bagi umat.”

(Doa Nabi Muhammad SAW, pada pernikahan putrinya Fatimah Az Zahra dengan Ali bin Abi Thalib)

Filosofi dari Sebuah “Ikatan Pernikahan”

UNTUK SUAMI

(Sebuah Syair Renungan Singkat Bagi Laki-laki)
Pernikahan atau perkawinan, Menyingkap tabir rahasia …
Isteri yang kamu nikahi,
Tidaklah semulia Khadijah,
Tidaklah setaqwa Aisyah,
Pun tidak setabah Fatimah …
Justru Isteri hanyalah wanita akhir zaman,
Yang punya cita-cita, Menjadi solehah…
Pernikahan ataupun perkawinan,
Mengajar kita kewajiban bersama …
Isteri menjadi tanah, Kamu langit penaungnya,
Isteri ladang tanaman, Kamu pemagarnya,
Isteri kiasan ternakan, Kamu gembalanya,
Isteri adalah murid, Kamu mursyid (pembimbing)-nya,
Isteri bagaikan anak kecil, Kamu tempat bermanjanya …
Saat Isteri menjadi madu, Kamu teguklah sepuasnya,
Seketika Isteri menjadi racun, Kamulah penawar bisanya,
Seandainya Isteri tulang yang bengkok, ber-hati²lah meluruskannya …
Pernikahan ataupun perkawinan,
Menginsafkan kita perlunya iman dan taqwa …
Untuk belajar meniti sabar dan ridho,
Karena memiliki Isteri yang tak sehebat mana,
Justru kamu akan tersentak dari alpa,
Kamu bukanlah Muhammad Rasulullah atau Isa As,
Pun bukanlah Sayyidina Ali Karamaullahhuwajah,
Cuma suami akhir zaman, yang berusaha menjadi soleh … Amiiin

UNTUK ISTRI

(Sebuah Syair Renungan Singkat Bagi Wanita)
Pernikahan ataupun perkawinan,
Membuka tabir rahasia,
Suami yang menikahi kamu,
Tidaklah semulia Muhammad, Tidaklah setaqwa Ibrahim,
Pun tidak setabah Isa atau Ayub,
Atau pun segagah Musa, apalagi setampan Yusuf
Justru suamimu hanyalah pria akhir zaman,
Yang punya cita-cita, Membangun keturunan yang soleh …
Pernikahan ataupun Perkawinan,
Mengajar kita kewajiban bersama,
Suami menjadi pelindung, Kamu penghuninya,
Suami adalah Nakoda kapal, Kamu navigatornya,
Suami bagaikan balita yang nakal, Kamulah penuntun kenakalannya,
Saat Suami menjadi Raja, Kamu nikmati anggur singasananya,
Seketika Suami menjadi bisa, Kamulah penawar obatnya,
Seandainya Suami masinis yang lancang, sabarlah memperingatkannya
Pernikahan ataupun Perkawinan,
Mengajarkan kita perlunya iman dan taqwa,
Untuk belajar meniti sabar dan ridho,
Karena memiliki suami yang tak segagah mana,
Justru Kamu akan tersentak dari alpa,
Kamu bukanlah Khadijah, yang begitu sempurna di dalam menjaga
Pun bukanlah Hajar ataupun Mariam, yang begitu setia dalam sengsara
Cuma wanita akhir zaman, yang berusaha menjadi solehah … Amiiin

Sumber : Buku Pedoman Pelaksanaan Akad Nikah, Seksi Urusan Agama Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Serang Tahun 2010

Minggu, 13 November 2011

"Nilai diri untuk Hargai diri"



Setujukah Anda, kalau ada sebuah benda yang khas, tidak ada dua yang menyamainya, kalaupun ada hanya mirip saja. Benda itu tentu unik, cantik dan antik. Nilainya pun sangat tinggi kalau diikutkan dalam pameran benda-benda antik.

Semua orang pasti sepakat dengan pernyataan di atas. Dan tahukah Anda sesuatu yang paling unik di dunia ini? Dia adalah Anda sendiri. Anda memilki sidik jari yang khas dan tidak terimitasi, Anda memiliki banyak hal antik yang tidak akan Anda dapati pada orang lain. Tapi mengapa keunikan dan kekhasan yang kita milki terkadang tidak mampu kita jual dalam harga uang layak?

Mari kita renungkan…..

Pohon yang masih tegak kokoh di antara pohon-pohon lain di hutan tentulah bernilai lebih rendah dibandingkan nilai pohon yang sudah keluar dari hutan.

Nilai pohon yang sudah keluar dari hutan tentulah lebih rendah dibandingkan pohon yang sudah dibelah menjadi kayu batangan.

Nilai kayu batangan pun tentu akan lebih rendah bila dibandingkan dengan sebuah kursi yang dibentuk dari batangan kayu tersebut.

Dan nilai kursi tersebut tentu lebih rendah dibandingkan kursi yang telah diukir sedemikian rupa dengan menghilangkan bagian-bagian kayu yang tidak diperlukan.

Dan kursi ukir yang masih berada di pabriknya tentu lebih rendah nilainya bila dibandingkan ketika kursi tersebut dibawa ke etalase toko yang mewah.

Jadi kunci utama nilai diri untuk meningkatkan seberapa besar harga diri kita adalah dengan melakukan :

1. Keluar dari zona kenyamanan dengan berani melakukan sesuatu yang baru

2. Keberanian untuk membentuk diri dengan menghilangkan bagian yang tidak berguna berupa sifat-sifat negatif yang selama ini menempel pada diri kita.

3. Keberanian untuk menempatkan diri pada tempat yang layak dengan kesiapan menerima tantangan dan hambatan dari pihak lain sehingga harga kita akan dinilai

Apalah artinya emas 24 karat yang masih dalam bentuk batangan. Gadis mana yang mau memakai emas batangan dilehernya?

Apalah artinya air jernih yang masih di mata air pegunungan. Manusia mana yang mau membelinya sebelum air tadi dibawa keluar dari mata airnya kemudian dikemas dalam bentuk air mineral?

Apalah artinya seorang yang bisa melakukan banyak hal namun selalu tidak mau melakukan banyak hal. Apalah artinya bisa membaca namun tidak mau membaca, bisa memasak namun tidak mau masak.

Kunci utama nilai diri untuk meningkatkan harga diri adalah KEMAUAN untuk mencoba sehingga BISA setelah mengalami berbagai kegagalan dan hambatan dari luar maupun dari diri sendiri.

(buku 30 Hari Mencari Jati Diri, Aris Ahmad Jaya, ABco Publisher)

MENGEJAR IMPIAN


Semua impian kita dapat menjadi nyata, jika kita memiliki keberanian untuk mengejarnya.

All our dreams can come true, if we have the courage to pursue them.
~ Walt Disney

“When the legends die, the dreams end; there is no more greatness. – Ketika legenda sudah mati, tentu impian-impian itu juga sudah berakhir; tak akan ada lagi kejayaan.”
~ Tecumseh of the Shawnees

Setiap orang mempunyai impian. Masing-masing orang tentu memiliki impian berbeda-beda. Ada yang mempunyai impian menjadi miliarder papan atas di dunia, mempunyai bisnis yang besar, mempunyai yayasan sosial yang besar dan canggih, berpengaruh dan terkenal di seluruh jagat, menjadi profesor ternama, menemukan mesin spektakuler, menjadi pelawak terkenal di seluruh dunia, mendapatkan pasangan hidup yang kaya dan terkenal dan lain sebagainya.

Impian itu merupakan hal besar yang mungkin mustahil diwujudkan bila dilihat dalam kondisi Anda sekarang ini. Tetapi sebenarnya impian merupakan langkah menuju sukses yang teramat penting. Tentang apakah impian tersebut terwujud atau tidak semuanya ada di tangan Anda sendiri.

Ada yang lebih cepat mewujudkan impian, ada pula yang lambat, bahkan ada yang tidak berhasil karena tidak melakukan langkah apa pun untuk mewujudkan impian tersebut. Ibarat Anda mengendarai mobil menuju sebuah tujuan yaitu impian tadi, terkadang lebih cepat sampai atau lebih lambat karena kondisi jalan berkelok, bergelombang atau banyak batu sandungan. Tak jarang diantara kita tak pernah sampai ke tempat tujuan karena hanya menggerutu dan mengutuk kondisi medan jalan yang sulit ditempuh atau terlalu lama tidur di tepi jalan.

Umumnya setiap proses menuju impian terasa tidak begitu mudah dilalui. Ada saja tantangan meskipun Anda sudah melakukan yang terbaik, sehingga membutuhkan usaha yang berulang-ulang, perhatian dan perjuangan ekstra. Tantangan tersebut bukanlah kegagalan. Bahkan bila kita cermati, tantangan itu membentuk diri Anda menjadi lebih baik dalam berbagai hal.

Jadi jangan mudah putus asa dan kehilangan keberanian untuk mencoba lagi mewujudkan impian. Tingkatkan kemauan Anda. Maka pintu kesempatan untuk mewujudkan impian akan selalu terbuka lebar.

Jonathan, teman saya semasa SMA begitu mencintai dunia bisnis dan bermimpi untuk mengabdikan hidupnya di dunia tersebut. Beberapa tahun kemudian usahanya berkembang pesat dan menggurita. Hidupnya bergelimang kesuksesan.

Namun di usia 40 tahun ia tersadar akan impiannya mengabdi di dunia pendidikan. Sehingga ia memutuskan untuk kembali menempuh pendidikan. Kemudian ia berhasil menyelesaikan pendidikan S2 dan S3. Saat ini ia sudah menjadi seorang profesor di sebuah universitas ternama di Malaysia. “Setelah mengelilingi seputaran, baru aku temui diriku yang sebenarnya. Kini aku memulai kehidupanku yang baru,” katanya.

Sebenarnya masih banyak lagi contoh orang-orang yang sudah berhasil meraih impian. Jika mereka berhasil, lalu mengapa sebagian besar diantara kita belum mencapainya? Seperti yang sudah saya singgung tadi, jawabannya adalah karena kita belum melaksanakan tindakan untuk menjemput impian tersebut. Tindakan yang saya maksud adalah melakukan sesuatu untuk mendekatkan diri pada tujuan. Jika tidak dapat melakukan tindakan secara lebih cepat, Anda dapat memulainya secara perlahan. Tetapi pastikan Anda selalu melakukan sesuatu untuk tiba pada impian itu.

Belajar dari salah seorang teman saya yang bermimpi suaminya kelak adalah pria yang sukses dalam karir dan mencintai dirinya sepenuh hati. Oleh sebab itu ia sangat berhati-hati memilih teman dekatnya. Sampai-sampai mayoritas teman-teman dan kerabatnya pesimis, karena di usia sudah memasuki 30 tahun ia belum menemukan pendamping.

Tetapi kemauannya begitu kuat dan tidak pernah putus asa mencari sekaligus menunggu. Di usia 35 tahun barulah ia berhasil menemukan pria yang dia impikan. Meskipun agak terlambat, tetapi ia berhasil mendapatkan apa yang sangat ia dambakan. Bahkan sekarang kebahagiaannya semakin lengkap setelah dikaruniai seorang anak lelaki.

Selain tindakan, untuk sampai kepada impian juga butuh sikap konsisten. Artinya Anda siap menghadapi tantangan dalam proses pencapaian impian, sekalipun Anda harus keluar dari zona nyaman. “In Dreams Begin Responsibilities. Tanggung jawab bermula dari sebuah impian,” kata Delmore Schwartz. Sekali Anda bersikap konsisten, maka Anda akan selalu menemukan kekuatan untuk terus melanjutkan perjuangan hingga tiba pada tujuan.

Seperti teman saya lainnya sebut saja Desi, meskipun baru berusia 30 tahun ia mempunyai karir sangat cemerlang dan mempunyai keluarga yang harmonis. Hidupnya sukses dan bahagia. Tetapi ia masih mempunyai impian untuk menyelesaikan pendidikan sarjana yang tertunda sejak 7 tahun yang lalu.

Demi mengejar impian tersebut ia tidak segan keluar dari zona nyaman. Sebagaimana Jiminy Cricket menyatakan, “When your heart is in your dreams, no request is too extreme. – Ketika impian itu tertanam di hati Anda, tak kan ada yang terasa berat untuk dilakukan.” Oleh sebab itu, Desi justru menikmati aktivitasnya belajar di sebuah universitas swasta di Jakarta dua kali dalam satu minggu. Sesampainya di rumah ia juga masih menyempatkan diri untuk belajar. Motivasinya semata-mata hanya ingin mengejar impian yang tertunda, bukan sekedar mencari selembar ijasah atau tergiur posisi lebih strategis di kantor setelah mendapatkan gelar sarjana nanti.

Impian mungkin hanya merupakan khayalan belaka. Tetapi jika impian tersebut disertai dengan tindakan, sikap konsisten, dan kemauan untuk berjuang keras meskipun harus keluar dari zona nyaman ditambah dengan rasa syukur dan doa maka akan menjadikan diri kita lebih pintar, kreatif dan kehidupan kita lebih terarah. Jika Anda ingin meningkatkan produktivitas diri dan kualitas kehidupan, maka pastikan Anda mempunyai impian dan berusaha maksimal untuk mengejarnya.

Kamis, 03 November 2011

MEWUJUDKAN KEBAHAGIAAN DALAM BERUMAH TANGGA




Kebahagiaan adalah kalimat yang amat dekat dengan kehidupan kita. Sebab setiap manusia mendamba kebahagiaan didalam hidupnya terlebih adalah didalam hidup berumah tangga. Tidak ada orang yang melakukan pernikahan dengan harapan agar hidupnya susah. Akan tetapi kebahagiaan dalam rumah tangga bagi sebagian orang benar-benar sebagai mutiara yang hilang. Mereka terus berusaha untuk mencarinya dengan beragam usaha akan tetapi kebahagiaan tidak kunjung mereka temui. Hal itu bukan karena kebahagian tidak bisa dicari akan tetapi karena yang mencarinya tidak tahu dimana tempatnya, bagaimana cara mencarinya. Orang yang mencari sesuatu yang hilang akan capek dalam pencarianya dan bahkan bisa saja menuai kegagalan biarpun yang dicari amat dekat dari dirinya. Permasalahanya adalah ia tidak tahu dimana tempatnya dan bagaimana mencarinya. Begitu juga dengan makna kebahagiaan,yang sebenarnya amat dekat dan mudah untuk kita dapatkan akan tetapi karena kita salah mencarinya hingga tidak kunjung kita temui.
Kebahagian itu bukan di gedung yang megah atau pantai yang indah, akan tetapi tempatnya adalah dihati kita. Maka sungguh akan sia-sia siapapun yang mencari kebahagiaan yang tidak disadari keberadaanya ada didalam hati. Sepasang suami istri bisa saja menciptakan keindahan dalam rumah tangganya hanya dengan masak bersama didapur di saat hari libur. Hal lain yang harus kita perhatikan untuk mendapatkan kebahagiaa adalah bagaimana cara mencarinya. Didalam segala hal seseorang akan amat tertolong menyelesaikan masalahnya jika bertanya kepada ahlinya. Dalam hal kebahagiaan dalam rumah tangga, kita juga harus bertanya kepada guru kebahagiaan sejati yang tidak hanya mengajari kita bagaimana berbahagia di dunia ini. Lebih dari itu kebahagiaan yang di ajarkan kepada kita adalah kebahagiaan didunia yang di sambung dengan kebahagiaan di akhirat. Guru kebahagian sejati itu adalah Rasulullah SAW.
Yang belajar ilmu kebahagiaan kepada selain Rasulullah akan capek dan sia-sia dalam usahanya. Alangkah banyaknya kebahagiaan semu yang ditawarkan pengelola obyek wisata atau hiburan. Dan alangkah banyaknya orang-orang yang tertipu menerima tawaran tersebut meskipun harus membayar mahal. Akan tetapi ternyata yang didapat adalah kebahagiaan semu sesaat. Sepasang suami istri bisa saja tertawa di tempat itu sesaat, akan tetapi sesampai dirumah atau bahkan di perjalanan pulang permasalahan yang dirasa menggangu kebahagiaanya muncul kembali. Bahkan bisa saja yang di anggap hiburan tersebut ternyata justru menjadi benih perselisihan penghancur kebahagiaan. Itu belum kesusahan yang di rasakan kelak di akhirat karena kemaksiatan yang dilakukan di anggap sebagai hiburan untuk menggapai kebahagiaan.
Menikmati pemandangan yang indah dan menghayati suasana yang damai di tempat-tempat tertentu memang bukan suatu yang terlarang , asalkan di barengi dengan tatakrama dan aturan yang di ajarkan oleh Rasulullah SAW. Akan tetapi yang sungguh dikhawatirkan adalah jika seseorang menganggap kebahagiaan harus didapat ditempat atau dengan cara seperti itu.
Ada beberapa hal yang harus di mengerti sebagai kunci-kunci kebahagiaan yang di ajarkan oleh Rasulullah SAW, Yang siapapun jika lalai atau tidak tahu akan kunci-kunci tersebut maka sunggah orang tersebut amat jauh dari kebahagiaan yang sesungguhnya.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mewujudkan keindahan dalam berumah tangga :
Pertama : Mengagungkan pernikahan, artinya menyadari bahwa didalam ikatan halal suami istri adalah segala kemuliaan di hadapan Allah SWT dan para kekasih-Nya. Di saat terdengar kalimat ijab dan qobul, di situlah akan mengalir doa dari para kekasih Allah, bahkan semua makhluk Allah ikut merestui dan mendoakannya.
Jika kita cermati di masyarakat yang tidak kenal Islam, begitu mudahnya seseorang terjerumus didalam perzinahan. Hal itu terjadi bukan karena agama mereka memperkenankan perzinahan. Akan tetapi karena mereka tidak pernah menyadari akan agungnya pernikahan hingga akhirnya pernikahan akan jatuh nilai kemuliaanya , yang secara tidak mereka sadari telah runtuh sederajat dengan perzinahan. Akhirnya mereka tidak peduli lagi apa yang mereka pilih dalam jalinan antara pria dan wanita, sebuah pernikahan atau perzinahan. Sehingga banyak dari mereka melaksanakan pernikahan dilakukan setelah berpuluh tahun hidup seatap bahkan setelah mempunyai beberapa anak. Na’udzubillah….
Hal itu terjadi pada mereka bukan karena perzinahan itu halal menurut mereka, akan tetapi karena pernikahan tidak lagi sebagai hal yang di harap dan di muliakan hingga secara otomatis hilanglah kesadaran memilah antara nikah dan zina. Yang dihadapanya adalah memenuhi kesenangan dan hawa nafsunya. Menyadari agungnya pernikahan adalah sebuah kekuatan dalam menjaga kelestarian jalinan suami-istri. Kesadaran akan adanya pahala dibalik semua perjuangan yang dilakukan untuk pasanganya akan menjadikan seseorang senantiasa bersemangat untuk mengabdi dan berjuang untuk pasanganya.
Seorang suami akan terpacu mencari nafkah yang halal, karena ia sadar bahwa sepanjang ia mencari nafkah adalah seperti orang yang berada di medan laga membela agama Allah SWT. Seorang istripun demikian, dengan amat ringan menjalankan tugas didalam rumah tangganya, karana ada kesadaran akan pahala dan kemuliaan dari Allah SWT. Sehingga semuanya akan di jalani benar-benar sebagai suatu rutinitas yang indah, nyaman dan penuh makna rohani.
Begitupun sebaliknya, bagi yang hidup dalam jalinan haram, nafkah yang diberikan kepada pasangannya adalah tabungan dosa yang akan di petik kelak di akhirat, bahkan segala aktivitas yang di lakukan untuk pasangan haramnya adalah dosa yang akan menjadikannya terhina kelak di akhirat. Rasulullah SAW pernah mengingatkan dalam hal pernikahan, agar kita menikah kemudian mempunyai keturunan yang Rasulullah SAW sebutkan “dengan pernikahan seperti itu sungguh aku akan banggakan engkau semua diantara ummat-ummat yang lain kelak di hari kiamat”. Sepertinya hal sederhana, sebuah pernikahan, masalah jalina pria dan wanita, akan tetapi mempunyai makna yang amat agung yaitu harapan agar bisa dianggap dan dibanggakan oleh Rasulullah SAW. Subhanallah….
Sungguh ! menyadari akan agungnya pernikahan akan menjadikan setiap pasangan terhindar dari perselingkuhan dan hinanya perzinahan. Karena mereka menyadari, sehingga mereka bisa membedakan mana kemuliaan dan mana kehinaan. Sebesar apapun godaan di luar rumah akan dengan mudah ia hindari karena sadar akan kemuliaan jalinan dengan pasangan halal yang di rumah. Dari sinilah benih keharmonisan dalam rumah tangga akan tumbuh.
Dan sungguh ! tidak akan pernah menuai kebahagiaan, sepasang suami istri yang tidak takut perzinahan. Sebab pengkhianatan akan amat mudah muncul di sepanjang perjalananya mengarungi bahtera hidup.
Setelah seseorang menyadari akan agung dan mulianya jalinan pernikahan ada hal lain lagi yang harus diperhatikan yaitu:
Kedua, jangan saling menuntut akan tetapi lakukan kewajiban anda.
Ini adalah kunci keindahan dalam kebersamaan baik di masyaraka luas atau dimasyarakat kecil dalam lingkup keluarga. Dan kebutuhan dalam hidup berumah tangga terhadap hal ini amatlah mendesak dan harus didahulukan karena keluarga adalah bagian dari masyarakat.
Keindahan hidup dalam berumah tangga akan menjadi indah jika tidak terjadi tuntut menuntut, akan tetapi masing-masing dari suami dan istri senantiasa berusaha untuk melakukan kewajiban dalam menjalani hidup bersama. Sungguh menuntut adalah sesuatu yang tidak indah, dan menuntut akan melahirkan tuntutan yang lain lagi dan begitu seterusnya tiada putus dan hentinya. Seorang suami yang memulai menuntut akan kekurangan istrinya telah mengajari istrinya untuk menuntut akan kekurangan sang suami, hingga yang ada di dalam hidup mereka adalah suasana tuntut menuntut.
Ketauhilah, menuntut adalah menunjuk kekurangan pasangannya dan menunjukkan rasa tidak puas dengan kekurangannya lalu menginginkannya lebih dari yang ia temui dari pasanganya.. Padahal disaat seseorang menuntut artinya ia tengah lalai bahwa dirinya juga memiki kekurangan yang mungkin lebih banyak dan yang amat mungkin sekali bagi pasangannya untuk menuntut kepadanya karena kekuranganya tersebut.
Menghidari menuntut adalah menghindari problema rumah tangga. Dan melaksanakan kewajiban adalah jendela menuju kebahagiaan. Menutut tidak ada pahalanya akan tetapi bersabarlah yang menghadirkan pahala. Alangkah indahnya hidup seseorang yang selalu berfikir bagaimana membahagiakan pasanganya. Alangkah leganya dada seorang suami yang pergi mencari nafakah sementara yang ada di hatinya adalah bagaimana membahagiakan sang istri. Dan sang istri yang dirumahpun menjadikan sepanjang hari menanti kedatangan sang suami adalah saat-saat berpikir bagaimana nanti jika suaminya pulang akan merasa senang dan berbahagia dengan dirinya.
Pernah suatu ketika Sayyidah Khodijah di datangi para wanita arab yang mengucapkan selamat atas kebahagiaan yang terbaca di wajah Sayyidah Khodijah, saat itu Nabi Muhammad SAW belum di angkat menjadi Rasul. Wanita – wanita arab itu berkata, ”Wahai Khodijah alangkah senangnya engkau bersuamikan Muhammad”.
Mendengar perkataan itu Sayyidah Khodijah menjawab, ”Ketauhilah wahai para wanita arab, semenjak aku menikah dengan Muhammad sungguh aku tidak pernah berfikir bagaimana bersenang-senang dengan Muhammad akan tetapi yang aku fikirkan adalah bagaimana Muhammad bisa senang dengan aku”.
Jawaban sederhana dari Sayyidah Khodijah namun amat cerdas dan penuh makna. Berfikir tentang kebahagiaan pasangannya dan bukan kebahagiaan dirinya sendiri. Itulah gambaran hidup yang tidak banyak menuntut akan tetapi lebih mendahulukan melaksanakan kewajiban.
Kekurangan nafakah dari sang suami jangan sampai menjadi sebab percekcokan sebuah keluarga. Harta melimpah ruah bukan jaminan untuk hidup berbahagia jika dimiliki oleh orang yang suka menuntut. Begitu juga kekurang sang istri dalam mengabdi jangan di jadikan alasan untuk merendahkan dan menghinakanya. Alangkah indahnya hidup yang di jalani sang istri dalam irama membantu sang suami dalam melaksanakan kewajiban terhadap dirinya. Dan alangkah bahagianya hidup yang dijalani sang suami dalam irama membantu istrinya dalam melaksanakan kewajiban terhadap dirinya. Yang semua itu tersimpulkan dalam kalimat “JANGAN BANYAK MENUNTUT” .
Melaksanakan kewajiban dan tuntut menuntut disini adalah berkenakan dengan hak kewajiban antara suami istri seperti pengabdian dan pengorbanan antara suami istri.
Adapun dalam hal kewajiban kepada Allah seperti Shalat dan lainya atau hal yang di haramkan oleh Allah seperti zina, makan riba dan lain sebagainya, rumus “jangan banyak menuntut” tidak berlaku lagi. Sebab dalam hal seperti itu yang perlu di hadirkan adalah amar ma’ruf nahi munkar, mengajak kepada kebaikan dan menjauhkan dari kemungkaran.
Hal lain yang harus diperhatikan dalam menjaga keindahan dalam berumah tangga adalah:
Ketiga, saling meminta maaf.
Terlihat amat sederhana namun teramat penting yang sekaligus sering di lalaikan oleh kebanyakan orang. Kalau di sadari meminta maaf adalah kunci untuk membuat suatu perubahan. Sebab dalam permohonan maaf terkandung makna penyesalan dan keinginan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Artinya seolah-olah peminta maaf berikrar untuk tidak berbuat salah lagi.
Ada orang yang didalam hidupnya tidak pernah meminta maaf, orang seperti itu sangat sulit untuk di ajak menyelesaikan permasalahan. Sehingga banyak orang yang jika terjadi suatu perselisihan yang mereka lakukan hanyalah mengajak makan bersama atau yang lainya tanpa di barengi dengan kata maaf, sehingga acara belum selesaipun kadang permasalahan muncul kembali gara-gara acara tersebut.
Meminta maaf adalah sebuah kemulyaan, dan tanda kebersihan hati dari kesombongan. Yang enggan meminta maaf adalah orang yang sombong. Dan jika hidup dijalani oleh orang yang saling menyombongkan diri adalah hidup yang jauh dari sikap saling menghormati. Dan jika hidup tidak saling menghormati maka amatlah jauh dari makna kebahagiaan. Jika ada dua orang yang berselisih faham maka yang paling dicintai Allah adalah orang yang terlebih dahulu meminta maaf.
Dan yang harus diperhatikan adalah bahwa meminta maaf tidak harus disaat seseorang itu bersalah. Akan tetapi sebuah kemulyaan adalah disaat seseorang senantiasa koreksi diri untuk mencari kesalahan diri, hingga bergegas meminta maaf di saat berselisih faham baik di saat bersalah atau tidak. Seseorang yang meminta maaf disaat merasa bersalah saja adalah amat berbahaya. Artinya bisa saja seseorang mempunyai segudang kesalahan akan tetapi tidak pernah meminta maaf karena memang tidak pernah merasa bersalah.
Kesalahan yang terjadi diantara dua orang yang belum saling kenal amat berbeda jika kesalah itu terjadi diantara orang yang sudah saling kenal, terlebih diantara suami istri, orang yang setiap saat saling bertemu dan berbicara. Barangkali anda merasa tidak nyaman jika anda ditengah jalan di caci seseorang yang anda tidak mengenalnya, akan tetapi lebih tidak nyaman lagi jika ternyata cacian itu muncul dari orang yang telah anda kenal dengna akrab yang setiap hari makan dan tidur bersama anda.
Permohonan maaf seorang suami kepada sang istri yang hanya karena keteledoran suami saat suami memasuki rumah tanpa senyum dan salam adalah makna pembangkit kasih dan cinta.
Kata maaf yang diucap seorang istri kepada sang suami disaat terlambat menyajikan kopi atau membukakan pintu rumah adalah rayuan tak tertandingi untuk mengambil hati sang suami.
Berlomba saling meminta maaf adalah berlomba untuk saling menghargai, itulah penyubur benih cinta dan pengokoh tali kasih.
Hal lain yang harus diperhatikan Untuk menjaga keindahan di dalam berumah tangga adalah.
Keempat: menjaga mata.
Dalam hal ini Allah SWT telah memberi pendidikan kepada kita agar kita bisa menjaga mata agar tidak kita umbar untuk melihat aurat atau lawan jenis yang bukan mahram tanpa sebuah keperluan. Di balik perintah menjaga mata ini ternyata banyak mengandung hikmah dan faidah yang amat besar. Diantaranya adalah terjaganya keindahan dalam rumah tangga.
Mata adalah yang akan mengirim gambar ke hati, yang pada giliranya hati akan merekam apa yang dilihat oleh mata. Jika yang dilihat oleh mata adalah sesuatu yang tidak baik maka pada akhirnya adalah hati yang akan rusak.
Seorang laki-laki yang tidak menjaga matanya akan capek hatinya, melihat aurat terbuka di pinggir jalan dari wanita yang memang berdandan untuk pamer kecantikan didepan umum. Karena lelaki itu tidak menjaga matanya maka ia akan membayangkan hal-hal yang tidak baik dan begitu seterusnya hingga hidupnya dibayang-bayangi oleh hayalan yang hanya akan menjadikannya berfikir kotor yang pada akhirnya merasakan dirinya kurang rindu kepada istrinya yang benar-benar halal. Dalam bayanganya, istrinya tidak menarik lagi karena diam-diam hatinya membanding-bandingkan antara istrinya degan wanita yang dilihatnya di pinggir jalan. Istrinya terlihat 24 jam dalam bermacam-macam keadaan sementara wanita yang di pinggir jalan terlihat saat berdandan saja yang memang sengaja berdandan untuk pamer kecantikanya.
Hal ini jangan di anggap remeh, akibatnya amat besar terhadap hati. Orang yang menjaga matanya dari melihat yang haram, menjaga dari memperhatikan yang bukan pasanganya akan senatiasa terjaga dan tidak mudah tergoda dengan yang lainya.
Seorang wanita yang matanya senatiasa memperhatikan lelaki lain akan mudah terperosok dalam hayalan yang menjerumuskan . Bisa saja sampai kepada penilaian yang rendah terhadap suaminya yang pada akhirnya akan mengurangi semangat pengabdian kepada suami.
Tidak mengherankan jika ada orang yang mengeluh tidak bisa menggauli istrinya kecuali setelah melihat adegan kotor. Ada juga orang yang bertanya bagimana hukumnya disaat digauli suami lalu membayangkan orang lain. Semua itu sebenarnya karena hilangnya ketertarikan terhadap pasanganya yang di sebabkan oleh matanya yang tidak di jaga, baik dengan memperhatikan selain pasanganya atau menonton adegan-adegan film yang kotor.
Jangan sampai kita terbawa oleh fatwa picisan yang mengizinkan suami istri untuk menonton flm porno untuk memulai hubungan intim. Sebab fatwa itu akan menjurumuskan orang untuk menonton film porno tersebut. Padahal semangat untuk bersenggama yang di dahului oleh adekan kotor adalah bukan semangat yang timbul karena tertariknya dengan pasangan. Akan tetapi tertarik oleh pelaku dan adegan porno yang di saksikan.
Semakin seseorang menjaga matanya akan semakin terasa indah di saat bertemu dengan pasanganya, seperti orang yang berpuasa, disaat seseorang menghindari dari melihat aurat yang di hadapanya makan diam diam didalam hatinya terlintas semua yang dimiliki oleh pasanganya yang halal, hingga suami istri semakin hari akan semakin indah.
Wallahu a’lam bishshowab.