Blogger templates

Kamis, 03 November 2011

MEWUJUDKAN KEBAHAGIAAN DALAM BERUMAH TANGGA




Kebahagiaan adalah kalimat yang amat dekat dengan kehidupan kita. Sebab setiap manusia mendamba kebahagiaan didalam hidupnya terlebih adalah didalam hidup berumah tangga. Tidak ada orang yang melakukan pernikahan dengan harapan agar hidupnya susah. Akan tetapi kebahagiaan dalam rumah tangga bagi sebagian orang benar-benar sebagai mutiara yang hilang. Mereka terus berusaha untuk mencarinya dengan beragam usaha akan tetapi kebahagiaan tidak kunjung mereka temui. Hal itu bukan karena kebahagian tidak bisa dicari akan tetapi karena yang mencarinya tidak tahu dimana tempatnya, bagaimana cara mencarinya. Orang yang mencari sesuatu yang hilang akan capek dalam pencarianya dan bahkan bisa saja menuai kegagalan biarpun yang dicari amat dekat dari dirinya. Permasalahanya adalah ia tidak tahu dimana tempatnya dan bagaimana mencarinya. Begitu juga dengan makna kebahagiaan,yang sebenarnya amat dekat dan mudah untuk kita dapatkan akan tetapi karena kita salah mencarinya hingga tidak kunjung kita temui.
Kebahagian itu bukan di gedung yang megah atau pantai yang indah, akan tetapi tempatnya adalah dihati kita. Maka sungguh akan sia-sia siapapun yang mencari kebahagiaan yang tidak disadari keberadaanya ada didalam hati. Sepasang suami istri bisa saja menciptakan keindahan dalam rumah tangganya hanya dengan masak bersama didapur di saat hari libur. Hal lain yang harus kita perhatikan untuk mendapatkan kebahagiaa adalah bagaimana cara mencarinya. Didalam segala hal seseorang akan amat tertolong menyelesaikan masalahnya jika bertanya kepada ahlinya. Dalam hal kebahagiaan dalam rumah tangga, kita juga harus bertanya kepada guru kebahagiaan sejati yang tidak hanya mengajari kita bagaimana berbahagia di dunia ini. Lebih dari itu kebahagiaan yang di ajarkan kepada kita adalah kebahagiaan didunia yang di sambung dengan kebahagiaan di akhirat. Guru kebahagian sejati itu adalah Rasulullah SAW.
Yang belajar ilmu kebahagiaan kepada selain Rasulullah akan capek dan sia-sia dalam usahanya. Alangkah banyaknya kebahagiaan semu yang ditawarkan pengelola obyek wisata atau hiburan. Dan alangkah banyaknya orang-orang yang tertipu menerima tawaran tersebut meskipun harus membayar mahal. Akan tetapi ternyata yang didapat adalah kebahagiaan semu sesaat. Sepasang suami istri bisa saja tertawa di tempat itu sesaat, akan tetapi sesampai dirumah atau bahkan di perjalanan pulang permasalahan yang dirasa menggangu kebahagiaanya muncul kembali. Bahkan bisa saja yang di anggap hiburan tersebut ternyata justru menjadi benih perselisihan penghancur kebahagiaan. Itu belum kesusahan yang di rasakan kelak di akhirat karena kemaksiatan yang dilakukan di anggap sebagai hiburan untuk menggapai kebahagiaan.
Menikmati pemandangan yang indah dan menghayati suasana yang damai di tempat-tempat tertentu memang bukan suatu yang terlarang , asalkan di barengi dengan tatakrama dan aturan yang di ajarkan oleh Rasulullah SAW. Akan tetapi yang sungguh dikhawatirkan adalah jika seseorang menganggap kebahagiaan harus didapat ditempat atau dengan cara seperti itu.
Ada beberapa hal yang harus di mengerti sebagai kunci-kunci kebahagiaan yang di ajarkan oleh Rasulullah SAW, Yang siapapun jika lalai atau tidak tahu akan kunci-kunci tersebut maka sunggah orang tersebut amat jauh dari kebahagiaan yang sesungguhnya.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mewujudkan keindahan dalam berumah tangga :
Pertama : Mengagungkan pernikahan, artinya menyadari bahwa didalam ikatan halal suami istri adalah segala kemuliaan di hadapan Allah SWT dan para kekasih-Nya. Di saat terdengar kalimat ijab dan qobul, di situlah akan mengalir doa dari para kekasih Allah, bahkan semua makhluk Allah ikut merestui dan mendoakannya.
Jika kita cermati di masyarakat yang tidak kenal Islam, begitu mudahnya seseorang terjerumus didalam perzinahan. Hal itu terjadi bukan karena agama mereka memperkenankan perzinahan. Akan tetapi karena mereka tidak pernah menyadari akan agungnya pernikahan hingga akhirnya pernikahan akan jatuh nilai kemuliaanya , yang secara tidak mereka sadari telah runtuh sederajat dengan perzinahan. Akhirnya mereka tidak peduli lagi apa yang mereka pilih dalam jalinan antara pria dan wanita, sebuah pernikahan atau perzinahan. Sehingga banyak dari mereka melaksanakan pernikahan dilakukan setelah berpuluh tahun hidup seatap bahkan setelah mempunyai beberapa anak. Na’udzubillah….
Hal itu terjadi pada mereka bukan karena perzinahan itu halal menurut mereka, akan tetapi karena pernikahan tidak lagi sebagai hal yang di harap dan di muliakan hingga secara otomatis hilanglah kesadaran memilah antara nikah dan zina. Yang dihadapanya adalah memenuhi kesenangan dan hawa nafsunya. Menyadari agungnya pernikahan adalah sebuah kekuatan dalam menjaga kelestarian jalinan suami-istri. Kesadaran akan adanya pahala dibalik semua perjuangan yang dilakukan untuk pasanganya akan menjadikan seseorang senantiasa bersemangat untuk mengabdi dan berjuang untuk pasanganya.
Seorang suami akan terpacu mencari nafkah yang halal, karena ia sadar bahwa sepanjang ia mencari nafkah adalah seperti orang yang berada di medan laga membela agama Allah SWT. Seorang istripun demikian, dengan amat ringan menjalankan tugas didalam rumah tangganya, karana ada kesadaran akan pahala dan kemuliaan dari Allah SWT. Sehingga semuanya akan di jalani benar-benar sebagai suatu rutinitas yang indah, nyaman dan penuh makna rohani.
Begitupun sebaliknya, bagi yang hidup dalam jalinan haram, nafkah yang diberikan kepada pasangannya adalah tabungan dosa yang akan di petik kelak di akhirat, bahkan segala aktivitas yang di lakukan untuk pasangan haramnya adalah dosa yang akan menjadikannya terhina kelak di akhirat. Rasulullah SAW pernah mengingatkan dalam hal pernikahan, agar kita menikah kemudian mempunyai keturunan yang Rasulullah SAW sebutkan “dengan pernikahan seperti itu sungguh aku akan banggakan engkau semua diantara ummat-ummat yang lain kelak di hari kiamat”. Sepertinya hal sederhana, sebuah pernikahan, masalah jalina pria dan wanita, akan tetapi mempunyai makna yang amat agung yaitu harapan agar bisa dianggap dan dibanggakan oleh Rasulullah SAW. Subhanallah….
Sungguh ! menyadari akan agungnya pernikahan akan menjadikan setiap pasangan terhindar dari perselingkuhan dan hinanya perzinahan. Karena mereka menyadari, sehingga mereka bisa membedakan mana kemuliaan dan mana kehinaan. Sebesar apapun godaan di luar rumah akan dengan mudah ia hindari karena sadar akan kemuliaan jalinan dengan pasangan halal yang di rumah. Dari sinilah benih keharmonisan dalam rumah tangga akan tumbuh.
Dan sungguh ! tidak akan pernah menuai kebahagiaan, sepasang suami istri yang tidak takut perzinahan. Sebab pengkhianatan akan amat mudah muncul di sepanjang perjalananya mengarungi bahtera hidup.
Setelah seseorang menyadari akan agung dan mulianya jalinan pernikahan ada hal lain lagi yang harus diperhatikan yaitu:
Kedua, jangan saling menuntut akan tetapi lakukan kewajiban anda.
Ini adalah kunci keindahan dalam kebersamaan baik di masyaraka luas atau dimasyarakat kecil dalam lingkup keluarga. Dan kebutuhan dalam hidup berumah tangga terhadap hal ini amatlah mendesak dan harus didahulukan karena keluarga adalah bagian dari masyarakat.
Keindahan hidup dalam berumah tangga akan menjadi indah jika tidak terjadi tuntut menuntut, akan tetapi masing-masing dari suami dan istri senantiasa berusaha untuk melakukan kewajiban dalam menjalani hidup bersama. Sungguh menuntut adalah sesuatu yang tidak indah, dan menuntut akan melahirkan tuntutan yang lain lagi dan begitu seterusnya tiada putus dan hentinya. Seorang suami yang memulai menuntut akan kekurangan istrinya telah mengajari istrinya untuk menuntut akan kekurangan sang suami, hingga yang ada di dalam hidup mereka adalah suasana tuntut menuntut.
Ketauhilah, menuntut adalah menunjuk kekurangan pasangannya dan menunjukkan rasa tidak puas dengan kekurangannya lalu menginginkannya lebih dari yang ia temui dari pasanganya.. Padahal disaat seseorang menuntut artinya ia tengah lalai bahwa dirinya juga memiki kekurangan yang mungkin lebih banyak dan yang amat mungkin sekali bagi pasangannya untuk menuntut kepadanya karena kekuranganya tersebut.
Menghidari menuntut adalah menghindari problema rumah tangga. Dan melaksanakan kewajiban adalah jendela menuju kebahagiaan. Menutut tidak ada pahalanya akan tetapi bersabarlah yang menghadirkan pahala. Alangkah indahnya hidup seseorang yang selalu berfikir bagaimana membahagiakan pasanganya. Alangkah leganya dada seorang suami yang pergi mencari nafakah sementara yang ada di hatinya adalah bagaimana membahagiakan sang istri. Dan sang istri yang dirumahpun menjadikan sepanjang hari menanti kedatangan sang suami adalah saat-saat berpikir bagaimana nanti jika suaminya pulang akan merasa senang dan berbahagia dengan dirinya.
Pernah suatu ketika Sayyidah Khodijah di datangi para wanita arab yang mengucapkan selamat atas kebahagiaan yang terbaca di wajah Sayyidah Khodijah, saat itu Nabi Muhammad SAW belum di angkat menjadi Rasul. Wanita – wanita arab itu berkata, ”Wahai Khodijah alangkah senangnya engkau bersuamikan Muhammad”.
Mendengar perkataan itu Sayyidah Khodijah menjawab, ”Ketauhilah wahai para wanita arab, semenjak aku menikah dengan Muhammad sungguh aku tidak pernah berfikir bagaimana bersenang-senang dengan Muhammad akan tetapi yang aku fikirkan adalah bagaimana Muhammad bisa senang dengan aku”.
Jawaban sederhana dari Sayyidah Khodijah namun amat cerdas dan penuh makna. Berfikir tentang kebahagiaan pasangannya dan bukan kebahagiaan dirinya sendiri. Itulah gambaran hidup yang tidak banyak menuntut akan tetapi lebih mendahulukan melaksanakan kewajiban.
Kekurangan nafakah dari sang suami jangan sampai menjadi sebab percekcokan sebuah keluarga. Harta melimpah ruah bukan jaminan untuk hidup berbahagia jika dimiliki oleh orang yang suka menuntut. Begitu juga kekurang sang istri dalam mengabdi jangan di jadikan alasan untuk merendahkan dan menghinakanya. Alangkah indahnya hidup yang di jalani sang istri dalam irama membantu sang suami dalam melaksanakan kewajiban terhadap dirinya. Dan alangkah bahagianya hidup yang dijalani sang suami dalam irama membantu istrinya dalam melaksanakan kewajiban terhadap dirinya. Yang semua itu tersimpulkan dalam kalimat “JANGAN BANYAK MENUNTUT” .
Melaksanakan kewajiban dan tuntut menuntut disini adalah berkenakan dengan hak kewajiban antara suami istri seperti pengabdian dan pengorbanan antara suami istri.
Adapun dalam hal kewajiban kepada Allah seperti Shalat dan lainya atau hal yang di haramkan oleh Allah seperti zina, makan riba dan lain sebagainya, rumus “jangan banyak menuntut” tidak berlaku lagi. Sebab dalam hal seperti itu yang perlu di hadirkan adalah amar ma’ruf nahi munkar, mengajak kepada kebaikan dan menjauhkan dari kemungkaran.
Hal lain yang harus diperhatikan dalam menjaga keindahan dalam berumah tangga adalah:
Ketiga, saling meminta maaf.
Terlihat amat sederhana namun teramat penting yang sekaligus sering di lalaikan oleh kebanyakan orang. Kalau di sadari meminta maaf adalah kunci untuk membuat suatu perubahan. Sebab dalam permohonan maaf terkandung makna penyesalan dan keinginan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Artinya seolah-olah peminta maaf berikrar untuk tidak berbuat salah lagi.
Ada orang yang didalam hidupnya tidak pernah meminta maaf, orang seperti itu sangat sulit untuk di ajak menyelesaikan permasalahan. Sehingga banyak orang yang jika terjadi suatu perselisihan yang mereka lakukan hanyalah mengajak makan bersama atau yang lainya tanpa di barengi dengan kata maaf, sehingga acara belum selesaipun kadang permasalahan muncul kembali gara-gara acara tersebut.
Meminta maaf adalah sebuah kemulyaan, dan tanda kebersihan hati dari kesombongan. Yang enggan meminta maaf adalah orang yang sombong. Dan jika hidup dijalani oleh orang yang saling menyombongkan diri adalah hidup yang jauh dari sikap saling menghormati. Dan jika hidup tidak saling menghormati maka amatlah jauh dari makna kebahagiaan. Jika ada dua orang yang berselisih faham maka yang paling dicintai Allah adalah orang yang terlebih dahulu meminta maaf.
Dan yang harus diperhatikan adalah bahwa meminta maaf tidak harus disaat seseorang itu bersalah. Akan tetapi sebuah kemulyaan adalah disaat seseorang senantiasa koreksi diri untuk mencari kesalahan diri, hingga bergegas meminta maaf di saat berselisih faham baik di saat bersalah atau tidak. Seseorang yang meminta maaf disaat merasa bersalah saja adalah amat berbahaya. Artinya bisa saja seseorang mempunyai segudang kesalahan akan tetapi tidak pernah meminta maaf karena memang tidak pernah merasa bersalah.
Kesalahan yang terjadi diantara dua orang yang belum saling kenal amat berbeda jika kesalah itu terjadi diantara orang yang sudah saling kenal, terlebih diantara suami istri, orang yang setiap saat saling bertemu dan berbicara. Barangkali anda merasa tidak nyaman jika anda ditengah jalan di caci seseorang yang anda tidak mengenalnya, akan tetapi lebih tidak nyaman lagi jika ternyata cacian itu muncul dari orang yang telah anda kenal dengna akrab yang setiap hari makan dan tidur bersama anda.
Permohonan maaf seorang suami kepada sang istri yang hanya karena keteledoran suami saat suami memasuki rumah tanpa senyum dan salam adalah makna pembangkit kasih dan cinta.
Kata maaf yang diucap seorang istri kepada sang suami disaat terlambat menyajikan kopi atau membukakan pintu rumah adalah rayuan tak tertandingi untuk mengambil hati sang suami.
Berlomba saling meminta maaf adalah berlomba untuk saling menghargai, itulah penyubur benih cinta dan pengokoh tali kasih.
Hal lain yang harus diperhatikan Untuk menjaga keindahan di dalam berumah tangga adalah.
Keempat: menjaga mata.
Dalam hal ini Allah SWT telah memberi pendidikan kepada kita agar kita bisa menjaga mata agar tidak kita umbar untuk melihat aurat atau lawan jenis yang bukan mahram tanpa sebuah keperluan. Di balik perintah menjaga mata ini ternyata banyak mengandung hikmah dan faidah yang amat besar. Diantaranya adalah terjaganya keindahan dalam rumah tangga.
Mata adalah yang akan mengirim gambar ke hati, yang pada giliranya hati akan merekam apa yang dilihat oleh mata. Jika yang dilihat oleh mata adalah sesuatu yang tidak baik maka pada akhirnya adalah hati yang akan rusak.
Seorang laki-laki yang tidak menjaga matanya akan capek hatinya, melihat aurat terbuka di pinggir jalan dari wanita yang memang berdandan untuk pamer kecantikan didepan umum. Karena lelaki itu tidak menjaga matanya maka ia akan membayangkan hal-hal yang tidak baik dan begitu seterusnya hingga hidupnya dibayang-bayangi oleh hayalan yang hanya akan menjadikannya berfikir kotor yang pada akhirnya merasakan dirinya kurang rindu kepada istrinya yang benar-benar halal. Dalam bayanganya, istrinya tidak menarik lagi karena diam-diam hatinya membanding-bandingkan antara istrinya degan wanita yang dilihatnya di pinggir jalan. Istrinya terlihat 24 jam dalam bermacam-macam keadaan sementara wanita yang di pinggir jalan terlihat saat berdandan saja yang memang sengaja berdandan untuk pamer kecantikanya.
Hal ini jangan di anggap remeh, akibatnya amat besar terhadap hati. Orang yang menjaga matanya dari melihat yang haram, menjaga dari memperhatikan yang bukan pasanganya akan senatiasa terjaga dan tidak mudah tergoda dengan yang lainya.
Seorang wanita yang matanya senatiasa memperhatikan lelaki lain akan mudah terperosok dalam hayalan yang menjerumuskan . Bisa saja sampai kepada penilaian yang rendah terhadap suaminya yang pada akhirnya akan mengurangi semangat pengabdian kepada suami.
Tidak mengherankan jika ada orang yang mengeluh tidak bisa menggauli istrinya kecuali setelah melihat adegan kotor. Ada juga orang yang bertanya bagimana hukumnya disaat digauli suami lalu membayangkan orang lain. Semua itu sebenarnya karena hilangnya ketertarikan terhadap pasanganya yang di sebabkan oleh matanya yang tidak di jaga, baik dengan memperhatikan selain pasanganya atau menonton adegan-adegan film yang kotor.
Jangan sampai kita terbawa oleh fatwa picisan yang mengizinkan suami istri untuk menonton flm porno untuk memulai hubungan intim. Sebab fatwa itu akan menjurumuskan orang untuk menonton film porno tersebut. Padahal semangat untuk bersenggama yang di dahului oleh adekan kotor adalah bukan semangat yang timbul karena tertariknya dengan pasangan. Akan tetapi tertarik oleh pelaku dan adegan porno yang di saksikan.
Semakin seseorang menjaga matanya akan semakin terasa indah di saat bertemu dengan pasanganya, seperti orang yang berpuasa, disaat seseorang menghindari dari melihat aurat yang di hadapanya makan diam diam didalam hatinya terlintas semua yang dimiliki oleh pasanganya yang halal, hingga suami istri semakin hari akan semakin indah.
Wallahu a’lam bishshowab.